Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Friday, December 31, 2010

Crap Notes #004 - Happy New Year!

Yaay!!!! gak terasa udah tahun baru! Tahun baru-an pada ngapain nih? aku sih cuma menghabiskan sebagian waktu di rumah~ tapi tetep nggak mengurangi keasyikannya hahaha~

Yah, 2010 sudah lewat, sekarang seluruh Indonesia sudah memasuki 2011 (kecuali Amerika belum, katanya si Thoyib ). Banyak sekali hal-hal yang terjadi di 2010, entah hal-hal yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Secara keseluruhan, bagaimanakah 2010 di matamu? menyenangkan? atau sebaliknya? Bagiku sih tahun lalu adalah tahun yang sangat berpengaruh dalam hidupku

Untuk 2011...

Apa ya? Jujur aja aku nggak ada rencana melakukan perubahan dan perbaikan di diriku sendiri. Aku ini orangnya sulit berubah. Well, tapi satu hal yang pasti...

Aku nggak ingin mengulang kesalahan-kesalahan yang kuperbuat dulu. Oke, mungkin nggak sepenuhnya bisa kulakukan. Mengingat aku ini makhluk yang sangat bengal. Yah, tapi apapun yang kuperbuat... aku ingin aku nggak akan menyesalinya lagi.

Aku ingin jadi seorang yang benar-benar bebas!

Yah, selain itu... banyak juga sih harapanku untuk 2011. Entah bakal terkabul atau enggak? Yang jelas aku akan berusaha melakukan yang terbaik yang aku bisa

Sekali lagi, selamat tahun baru 2011 nggak banyak yang bisa kusampaikan. Semoga tahun ini bisa jadi lebih baik dari sebelumnya, untuk kita semua!

Tuesday, December 14, 2010

Bagian 25 - Misi Baru

Laut terlihat begitu tenang. Aku menggerakkan tangan dan kakiku, berenang-renang tanpa arah. Di sekitarku, beberapa Staryu, Krabby dan Magikarp juga berenang hilir-mudik. Matahari bersinar terik. Siang hari ini memang sangat tepat untuk berenang!

Akan tetapi, mendadak segulung ombak raksasa datang dan menenggelamkanku! Sial, aku bahkan belum bisa berenang dengan baik, bagaimana ini?! Aku megap-megap, leherku serasa tercekik. Perlahan-lahan air mulai masuk memenuhi hidung dan mulutku. Aku tak bisa berpikir dengan benar. Yang kulihat hanyalah cahaya matahari yang masuk menembus air laut.

Aku pasti mati...

Namun tiba-tiba, sesuatu menarik tubuhku dan dengan cepat membawaku kembali ke permukaan. Haah! Akhirnya! Aku bisa bernapas lagi! Sambil mengatur napasku yang terengah-engah, aku melihat sang penolongku.

Sunday, December 5, 2010

Crap Notes #003 - Pokemon and Me

Okee... sebelumnya, yeah, aku nulis ini memang karena ikut-ikutan, hehe. Yah, sebelum nanti aku lupa sendiri gimana asal mulanya aku bisa kenal sama Pokemon. Jadi langsung saja ya aku ceritakan.

Sebenarnya, aku sudah pernah beberapa kali menonton anime-nya di TV semenjak kecil, namun aku tidak tertarik. Sampai akhirnya...

Semuanya bermula dari waktu aku SMP... entah kapan tepatnya, aku sudah lupa (tuh kan, belum apa-apa aja udah lupa! ), mungkin sekitar tahun 2009. Semuanya berawal ketika aku melihat temanku yang bernama Tari, asyik banget main game Pokemon di VisualBoy Advance. langsung aja aku tanya itu game apaan. Yep, itu adalah game Pokemon LeafGreen. Pertama kali aku lihat dia main, kok rasanya mainnya gitu-gitu aja, kayak nggak ada jalan ceritanya. Aku masih tetap nggak tertarik dan lebih memilih bermain dengan game-game RPG jadul di emulator SNEShout.

Tapi nggak lama kemudian, aku sudah menamatkan hampir semua game-ku dan mulai merasa bosan. Akhirnya aku mulai melirik Pokemon dan meminta copy-an VBA dan LeafGreen punya temenku itu. Beberapa lama memainkannya, aku mulai tertarik. Akan tetapi, pengetahuanku soal Pokemon masih dangkal dan aku masih menggunakan banyaaak cheat sehingga permainannya jadi kurang seru.

Monday, November 22, 2010

Chapter Spesial #1 - Penerus


Cerita ini mengambil tempat di kediaman Luna, sehari setelah ia terbangun dari pertarungannya melawan Giovanni.

 

Pagi yang cerah. Sinar matahari yang hangat menembus jendela kamarku, terasa sedikit menyengat di kulit kakiku yang telanjang. Hari itu aku agak ogah bangun, karena badanku masih sakit-sakit semua. Tapi karena perutku sudah minta diisi, mau tidak mau aku pun bangkit dari tempat tidurku.

Setelah membereskan kamar dan mandi, aku segera turun ke lantai bawah. Tapi di sana aku hanya mendapati seorang gadis berambut hitam sepanjang dada yang sedang cengar-cengir sambil menikmati sepotong roti bakar di meja makan. Aku mengernyitkan dahi, berusaha mencerna makna pemandangan di depanku. Aiih, aku sampai lupa kalau Sunny masih menginap di rumahku!

“Baru bangun tidur, Tuan Putri?” ledeknya saat aku hendak duduk di sampingnya. Aku tidak menjawab, malah langsung menyambar roti bakar yang tersisa di atas meja. “Uh, yang lain mana?” tanyaku tak acuh.

“Ayahmu mesti kembali bertugas di Liga Johto. Ibumu pergi ke Kota Vermillion—entah untuk apa. Sedangkan kakakmu... uh, dia tidak bilang mau ke mana.”

“Eeh? Mereka semua pergi? Lalu siapa yang menjaga Gym?” tanyaku dengan mulut penuh roti bakar. Sunny mengangkat bahunya. “Aku juga tidak tahu... Mereka tidak bilang apa-apa.”

Friday, November 19, 2010

Bagian 24 - Sebuah Awal yang Baru

            Gelap. 

Di mana ini? Apa aku masih di dalam gua?

Tahu-tahu, begitu kubuka mataku, aku sudah berada di kamarku.

Aku hendak bangkit, tapi mendadak rasa sakit menjalar di seluruh tubuhku. Ugh, pasti karena tadi terkena batu runtuh di gua, menyebalkan!

“Sudah sadar rupanya?” tanya Kak Janine yang masuk ke kamar. Aku menoleh. “Sunny mana?”

“Oh, dia sudah bangun lebih awal, jadi dia sedang main-main di Safari Zone,” sahut kakak. Lalu kemudian aku teringat sesuatu. “Ah ya! Bagaimana dengan Haze?!”

“Dia tidak apa-apa,” ujar kakak. “Tapi... Kerusakan pada sayapnya agak parah, mungkin dia tidak akan bisa bergerak segesit dulu lagi.”

Aku hanya tertunduk. Ini semua salahku!

Kak Janine duduk di sampingku. “Jangan menyalahkan dirimu sendiri, itu bukan salah siapapun!” hiburnya. Tiba-tiba ayah masuk ke dalam kamar.

“Ayah?” gumam kakak. “Tidak ada tanda-tanda kebangkitan Mewtwo, kurasa dia sudah terkurung jauh di dalam. Tenang saja,” ujarnya. Tiba-tiba aku teringat lagi ucapan Charon dulu. “Ayah... apa benar kau dulu anggota Tim Roket?”

Bagian 23 - Pertarungan Terakhir

“Hahahaha!!! Bagaimana, kau suka hadiah dari Mewtwo? Itu masih belum apa-apa!” seru Giovanni. “Mewtwo, serang mereka!”

Bugghh!! Pukulan brutal Mewtwo berhasil ditahan oleh Spelo. “Pengecut! Beraninya menyerang Trainer tanpa Pokemon, lawanmu adalah aku!” seru Sunny geram. Spelo menyemburkan air yang membuat Mewtwo mundur beberapa langkah, tapi tak lebih dari itu. Sementara itu, dengan sekuat tenaga aku mengangkat batu yang menimpa tubuh Haze. Oh tidak... Sayap kanannya robek parah!

“Sekarang giliran kalian, Latte, Basher!” ujarku sambil memasukkan lagi Haze ke dalam Pokeball-nya. Aku tidak sanggup memikirkan keadaan Haze nantinya. “Latte, Sky Attack! Basher, Bonemerang!”

Whutt!!! Lemparan tongkat Basher berhasil dihindari Mewtwo dengan mudah, tapi itu cuma pengecoh. Dengan kecepatan penuh Latte menyerang Mewtwo yang lengah dari belakang. Pokemon itu terjerembap.

“Tidak semudah itu! Mewtwo, Psycho Cut!!”

Bagian 22 - Bangkitnya Mewtwo

Agak lama kami menyusuri terowongan itu. Panjang sekali! Aku dan Sunny sudah setengah tertidur ketika sampai di ujungnya. 

"Huff... Huahm... Akhirnya..." gumam Sunny ketika aku memasukkan Latte kembali ke PokeBall-nya.

"Di mana Proton dan Giovanni?" bisik Sunny. Ia celingukan melihat sekeliling, tapi di sana nyaris tidak ada apa-apa kecuali sekumpulan Zubat dan Golbat. Kuperiksa PokeGear-ku, sudah jam 3 pagi! "Sebaiknya kita cepat," gumamku sambil menguap.

Sudah cukup jauh kami berjalan ketika tiba-tiba dinding gua itu berguncang. Bebatuan kecil berjatuhan dari langit-langit. Dari kejauhan, terdengar bunyi berdebam yang keras. "Apa itu?!" tanya Sunny takut.

"Mana kutahu... Mungkin itu mereka," sahutku pelan. Kami kembali berjalan menyusuri gua sampai akhirnya ...

"Kalian!!" seru Sunny. Tak jauh dari tempat kami berdiri, adalah Proton dan bossnya Giovanni!

Dua orang itu menoleh. "Wah wah wah... Anak buahku memang payah-payah, sampai-sampai anak kecil seperti kalian bisa meloloskan diri!" cetus Proton. "Bos, apa yang sebaiknya kulakukan pada mereka?"

Giovanni hanya tersenyum. "Apapun yang kau suka... Jangan biarkan mereka menghalangi rencanaku!"

Tuesday, November 9, 2010

Bagian 21 - Terbang di Bawah Tanah!

"Dia memang benar-benar penipu!" geram Sunny dengan suara rendah. Aku sendiri hanya bisa diam. Ada hubungan apa antara Verise dengan Tim Roket? Kurasa, sebagai anak dari orang yang menemukan Mewtwo, ia memang sudah sewajarnya tahu di mana tempat Pokemon itu berada. Dan aku tahu, ia sangat membenci Mewtwo. Tapi... apa iya bisa menyerahkannya semudah itu ke tangan Tim Roket? 

"Sudahlah! Ayo, kita hancurkan saja menara pemancar itu sendiri!" seru Sunny sambil bangkit berdiri. Namun, KLONTANGG!! Ia menyenggol kaleng-kaleng bekas yang ada di sekitar sana. "Bodoh!" hardikku pelan, bersiap-siap untuk kabur. Tapi...

"Siapa di sana?!" tiba-tiba terdengar suara orang berseru. Uh-oh, sial, kami ketahuan! "Lari!" perintahku. Tapi mendadak aku merasakan sesuatu membekap mulutku dengan kuat. Sial, mereka berhasil menangkap kami!

"Bawa mereka ke hadapan bos!" perintah salah seorang anggotanya. Mereka menarik lenganku dengan kasar dan membawa kami ke dalam museum. Di dalam, kami melihat Proton dan Verise, sepertinya sudah menunggu kami.

Bagian 20 - Kekacauan di Bawah Tanah

Di Kota Vermilion, rupanya suasananya lebih parah! Bukan hanya orang-orang mengeluh bahwa peralatan elektronik mereka rusak, tapi para Pokemon juga, entah kenapa, berubah jadi liar dan ganas. Aku dan Sunny tidak berani membiarkan Pokemon kami di luar Pokeball. Ketika sedang berkeliling mencari Kak Janine, kami mendengar bisikan dari semak-semak. Rupanya itu dia orang yang sedang kami cari! 

Tidak seperti biasanya, tanpa banyak omong, Kak Janine menyeret kami ke Rute 11, tepatnya ke depan Gua Diglett. "Nah, aku perlu kalian di sini," akhirnya Kak Janine angkat bicara. "Huh? Perlu untuk apa?" tanyaku tak sabar.

"Kau lihat para Pokemon di luar sana? Mereka berubah menjadi liar dan nyaris tak terkendali, begitu juga, alat-alat elektronik seperti TV dan PokeGear tidak bisa dipakai. Apa itu tidak aneh?" tanya Kak Janine dengan muka serius. Aku dan Sunny mengangguk. "Bahkan hal itu juga terjadi di Cinnabar."

"Tidak hanya di sana. Seluruh Kanto, kecuali mungkin Kepulauan Sevii, sudah terkena efek yang aneh ini," lanjut kakak. "Tapi yang paling aneh adalah, seluruh jalan masuk ke Kota Pewter ditutup tiba-tiba!"

Bagian 19 - Ilusi

BLARRR!!! Entei menyemburkan api besar dari mulutnya, membakar barang-barang yang ada di situ. Charon hanya tertawa. "Bagus! Lakukan lagi! Hahahah!" 

Ugh! Untung saja kami cepat-cepat menghindar dan bersembunyi. "Sial, apa sih maunya orang itu?!" geram Sunny. "Spelo! BubbleBeam!"

WHURR... Spelo menembakkan gelembung-gelembung air ke arah Entei, membuatnya sedikit terganggu. Tapi serangan itu ternyata sama sekali tidak mempengaruhinya! Ia menyemburkan api ke arah Spelo. "Basher! Gunakan Bonemerang!"

WHUTT!! Basher melemparkan tongkatnya, tepat mengenai Entei. Tapi ia samasekali tidak bergerak! "Hahahah!! Habisi pengganggu itu!"

Tiba-tiba tubuh Entei dikelilingi api dan dengan kecepatan penuh ia berlari ke arah Basher. Gawat, itu serangan Flare Blitz! "Basher, menghindar!" seruku cepat. Urrf, nyaris saja serangan tadi mengenainya!

"Kalian tidak apa-apa?" seru Pak Blaine dari dalam selnya. "Charon! Hentikan! Mereka cuma anak-anak!!"

Friday, October 15, 2010

Bagian 18 - Tujuh Pulau

"Jadi, sekarang kita ke mana, nih?" tanyaku. Sunny cuma mengangkat bahu. 

Sekarang kami sedang berada di punggung Spear, terbang ke arah Pulau Cinnabar meski sebenarnya kami tidak ada tujuan pasti. Maunya sih menanyakan lagi pada Kak Chii soal kabar Pak Blaine. Tapi barusan ia meneleponku dengan nada panik, baru menyadari bahwa hilangnya Pak Blaine sudah bukan hal yang normal lagi. Aku belum berani mengatakan yang sebenarnya, jadi aku diam saja.

Tiba-tiba PokeGear-ku berdering lagi. Kali ini dari Kak Janine. Begitu kuangkat, langsung terdengar rentetan suara panik yang keras seperti senapan mesin.

"HOI!!! DI MANA KAMU SEKARANG HAH?! KALIAN NGGAK APA-APA?"

Sebenarnya masih banyak lagi yang ia katakan, tapi hanya itu yang tertangkap telingaku. Dengan ogah-ogahan aku balik bertanya, "Memangnya kenapa?"

Barulah suara Kak Janine mulai mereda. "Tadi... Kota Lavender diserang lagi oleh Tim Roket."

Aku terkejut. Sunny segera mendaratkan Spear di atas batu karang terdekat. "Lalu?"

"Mereka menculik Pak Fuji... dan membawanya pergi."

Bagian 17 - Percaya atau Tidak?

Dengan hati-hati, dan sebisa mungkin tanpa suara, aku membuka jendela, meloncat ke luar, dan berjingkat-jingkat menuju Safari Zone. 

"Psst! Di sini!"

Aku menoleh. Di balik kerimbunan semak-semak, aku melihat seseorang berpakaian serba hitam sedang bersembunyi.

"Engh... apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku setengah berbisik. "Waktu ini, kau... apa yang kau lakukan di Silph...?"

"Yeah, yeah, aku memang menyusup masuk, tapi aku ke sana untuk mencari data seseorang saja," potongnya. "Tapi polisi-polisi payah itu tidak akan bisa menahanku lama-lama. Ha! Ini dia," Kemudian ia mengeluarkan beberapa pucuk kertas dari balik jasnya. "Ini, sebenarnya aku berhasil mendapatkannya, tapi kusuruh Duskull dan Gengar untuk menyembunyikannya," jelasnya padaku sambil menunjuk ke kedua Pokemon-nya. Wah, ternyata dia punya Duskull, yang merupakan Pokemon asli Hoenn!

Kulihat kertas-kertas yang dipegangnya. Sepertinya itu semacam data diri seseorang. Kuperhatikan nama dan foto orang itu. Hmm... Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat orang ini!

"Siapa ini?" tanyaku pada Verise. "Well... Konon dia adalah satu-satunya orang yang selamat dalam kecelakaan yang terjadi di Rumah Pokemon. Dan..." Verise celingak-celinguk, memastikan tidak ada orang di sekitar. "...dia adalah salah satu ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan Mewtwo."

Bagian 16 - Meragukan

Kurasa mata Sunny hampir copot ketika aku menceritakan isi berita barusan padanya.

"YANG BENER?!" tanyanya setengah menjerit. Argh, sampai-sampai beberapa pengunjung menoleh! Buru-buru kubekap mulutnya. "Jangan teriak-teriak begitu, bodoh!" gertakku.

Sunny melepaskan tanganku dengan paksa. "Iya, tapi apa benar? Verise membobol Silph Co.?!" kali ini ia berbicara dengan bisikan yang keras. "Begitu sih yang kudengar di TV," sahutku lemas. Sunny masih terlihat shock, tidak percaya. "Padahal kupikir dia orang baik."

"Aku juga berpikir begitu," gumamku sambil menyeruput milkshake-ku. Aku benar-benar tidak habis pikir. Kenapa Verise sampai membobol Silph Co.? Apa yang dicarinya? Apakah ini ada hubungannya dengan pencarian Mewtwo?

Besok paginya aku dan Sunny memutuskan untuk terbang ke Kota Fuschia. Aku ingin mengalahkan kakakku lagi dan Sunny juga ingin bermain di Safari Zone setelah sebelumnya tidak datang. Sebelum pergi, aku memutuskan untuk menemui Pak Blaine. Tapi sayangnya, kami hanya berhasil menemui Kak Chii.

Sunday, September 19, 2010

Bagian 15 - Pria Misterius!

Pagi-pagi betul aku sudah bangun. Ya, hari ini aku akan menantang Ketua Gym Blaine! Ia berpesan padaku untuk datang menemuinya di Pulau Seafoam yang tidak jauh dari Pulau Cinnabar. Maka aku pun menaiki Ness untuk menuju Pulau Seafoam. Legenda mengatakan, pulau itu adalah tempat tinggal Pokemon Burung Legendaris bernama Articuno. 

Tak sampai setengah jam aku sudah sampai di pulau kecil itu. Di atas sebuah karang kecil di tepi pantai, aku melihat seseorang sedang melakukan gerakan-gerakan senam. Itu pasti Pak Blaine. Maka aku pun segera menghampirinya. "Selamat pagi!" sapaku.

Pak Blaine menoleh. "Ahahah, selamat pagi Luna! Kau datang pagi sekali," sahutnya sambil terkekeh. "Jadi, apakah kau sudah siap untuk melawanku?"

"Pastinya!" jawabku.

"Baiklah! Rapidash, keluar!" seru Blaine. Aku tidak mau kalah. "Ness, giliranmu!"

Wuah, ini pertama kalinya aku melihat Rapidash. Pokemon itu tampak jauh lebih tinggi dariku, bahkan lebih tinggi dari Blaine sendiri. Tapi buat apa takut? "Rapidash, Fire Blast!" seru Blaine. "Ness, gunakan Hydro Pump!"

Bagian 14 - Kota dengan Misteri yang Membara

"Ah, kau datang juga!" seru seseorang.

Ah, siapa itu?! Ada seorang kakek-kakek bertongkat dan berkacamata hitam! Belum sempat aku bertanya, Kak Chi sudah duluan menyapanya. "Pak Blaine!"

Ooh, jadi inilah Blaine, Ketua Gym terkenal dari Pulau Cinnabar. Ia terkekeh. "Siapa dua gadis manis ini?" tanyanya sambil mendekatiku dan Sunny.

"Oh, ini Sunny, tetanggaku di Cherrygrove dulu, dan ini Luna, temannya," ujar Kak Chi sambil memperkenalkan kami. "Ah, ya, Luna ini hebat, lho! Dia sudah mengumpulkan 5 Lencana Gym!" tambahnya. Pak Blaine tertawa lagi.

"Aah, Trainer muda sekarang memang hebat! Kau harus melawanku kapan-kapan! Sekarang, kuantarkan kalian ke Pokemon Center dulu!" katanya dengan nada ceria.

Di kafetaria PokeCenter, Pak Blaine banyak bercerita pada kami, tentang Pulau Cinnabar, juga tentang pertemuannya dengan Pokemon Legendaris Moltres, yang memotivasinya untuk menjadi ahli Pokemon Api. "Hahaha! Kalian harus melihatnya juga kelak! Moltres adalah Pokemon yang sangat anggun!" koarnya.

Thursday, September 9, 2010

Bagian 13 - Menyeberang Laut

"Heeeii, akhirnya kau sampai juga!" Sunny berseru. Ya, malam itu aku baru saja sampai di Kota Vermilion. Dan aku baru saja sampai di Poke Center ketika Sunny tahu-tahu menubrukku. Aww.

"Heh, mana pacarmu itu?" tanyaku sok tidak peduli. "Berapa kali sih aku bilang, dia bukan pacarku!!!!" serunya memekakkan telinga. Aku hanya tertawa. "Ah, ngomong-ngomong, katamu kau melawan kakakmu? Menang nggak?" tanya Sunny.

Aku menggeleng. "Aku kalah... kurasa aku memang belum cukup kuat."

"Ah, tenang! Kau kan bisa mencoba lagi nanti," hibur Sunny. Ia mengajakku ke kamar yang sudah dipesankannya untukku di penginapan Poke Center. "Eh, kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi! Gary mana?"

"Dia pergi ke suatu tempat, ada urusan katanya," sahut Sunny. "Ke mana?" tanyaku penasaran. Tapi Sunny hanya mengangkat bahunya. Akhirnya, karena tidak ada yang bisa dilakukan, akhirnya kami memutuskan untuk tidur.

***

Wednesday, September 8, 2010

Bagian 12 - Pertarungan Antar Saudara

"Luna, sudah kuduga!" 

Kak Janine yang sedang memberi makan Spectra, Ariados miliknya di luar rumah, tertawa senang melihatku pulang. Aku hanya terkekeh. Ibu juga tahu-tahu sudah berada di luar. "Ah, kau datang juga! Masuklah, Ibu sedang menyiapkan makan malam." Maka aku pun berlari ke kamar dan meletakkan barang-barangku. Aku melihat sekelilingku, rasanya ada yang kurang. "Ayah mana?" tanyaku.

"Masa nggak tahu? Ayah sudah menerima ajakan untuk menjadi anggota Elite Four di Liga Johto," jelas kakakku. Oh waw! Hebat! Kok aku nggak diberi tahu sih? "Lalu siapa yang mengurus Gym?" tanyaku lagi. “Bicara apa kamu? Tentu saja aku dong!" sahut Kak Janine dengan nada angkuh, lalu ia tertawa sendiri lagi. "Hah? Kakak... seorang Ketua Gym? Yang benar?" balasku sangsi. "Kau ini! Begini-begini, aku ini pelatih Pokemon yang hebat, tahu!" omelnya. Ibu hanya terkekeh mendengar perdebatan kami. "Sudah sudah, ayo kita makan malam!" ajaknya.

Setelah makan malam, aku dan kakakku memutuskan untuk pergi ke Safari Zone. Aku juga membiarkan Haze, Basher dan Ness beristirahat di sana. Kelihatannya mereka cukup menyukai tempat itu. Terutama Haze, karena ia bisa bertemu lagi dengan kawanan Beedrill lainnya. "Malam ini biarkan mereka istirahat di sini saja," kata kakakku.

Monday, September 6, 2010

Bagian 11 - Jalur Sepeda


"Apa? Mau pergi memancing?!"

"I... iya, jadi..."

Aku memandang Sunny lagi. Barusan dia bilang mau pergi memancing dengan Gary, jadi mereka akan memutar jauh melewati Rute 12. Aku hanya menghela napas, dan melemparkan pandangan super-curiga pada Sunny. Kenapa dia tiba-tiba saja merubah rencananya dan malah pergi dengan Gary?!

"Eeeh... Jangan memandangku seperti itu!" ujarnya merengut. "Kami cuma sama-sama suka mancing, jadinya kali ini kami ingin pergi memancing sebentar..."

"Dan meninggalkanku sendiri?" sahutku pura-pura tak peduli. Bisa kulihat dengan jelas wajah Sunny yang serba salah. Aku jadi tertawa sendiri. "Ya sudahlah, pergi saja!"

"Nggak apa-apa?" tanyanya ragu-ragu. Aku mengangguk. "Iyaa, sudah sana pergi, tapi nanti mau kumpul di mana?"

"Kota Vermilion?" usul Sunny. "Oke, sip deh kalau gitu!"

Bagian 10 - Putri-Putri Pecinta Alam


Pagi yang cerah di Kota Celadon. Kota yang satu ini sedikit lebih kecil daripada Kota Saffron, tapi lebih ramai. Tentu saja karena di kota ini ada banyak tempat-tempat menarik seperti Mall Celadon dan pusat-pusat hiburan. Tapi berbeda dengan di sini, di sini suasananya tenang sekali.

Di mana ini? Ya, aku dan Sunny sedang berada di Gym Kota Celadon!

Gym itu sangat unik. Di dalamnya ada banyak sekali tanaman, karena Gym itu juga' merangkap sebagai rumah kaca untuk memelihara tanaman. Tidak ada siapa-siapa ketika kami masuk. "Permisi, ada orang di sini?" tanyaku dan Sunny berbarengan. Tidak ada jawaban.

"Uhm... haloo?? Ada orang di sini?" ulangku lagi, kali ini cukup keras. Masih tidak ada jawaban. Kami pun mencoba masuk lebih dalam. Di tengah-tengah ruangan, ada sebuah pohon yang cukup besar, dan di bawahnya aku melihat seorang gadis berambut pendek dan berkimono yang sedang tertidur.

"Uhm... permisi?" tanyaku lagi dengan suara agak keras. Gadis itu terbangun. "Oh, oh, maafkan aku... aku pasti tertidur tadi..." gumamnya sambil buru-buru bangun. "Aku Erika, selamat datang di Gym Kota Celadon! Ada yang bisa kubantu?" tanyanya sambil tersenyum.

Saturday, September 4, 2010

Bagian 9 - Pembalasan Dendam

Beberapa barang, terutama yang menempel di dinding, terjatuh. Aku dan Kak Janine saja sampai kehilangan keseimbangan. Namun Basher masih tegak berdiri, matanya dipenuhi kebencian. Mungkin aku bisa mengerti, karena ia sekarang sedang berhadapan dengan pembunuh ibunya. 

"Baiklah, ayo kita praktekkan hasil latihan kemarin. Basher, Ice Beam!" seruku. Basher membuka mulutnya dan membentuk semacam bola berwarna kebiruan, dan menembakkannya ke arah Rhydon. BUMM!!! Rhydon membeku!

"Tidak semudah itu, anak kecil!" geram Giovanni. Tiba-tiba saja, Rhydon mengguncangkan badannya keras sekali, sehingga membuat es yang memerangkapnya hancur. BRAKK!!! Rhydon menghentakkan kakinya, menciptakan guncangan lainnya dan membuat lantai retak!

"Gawat, bisa berbahaya," gumam Janine. "Luna, lakukan segala sesuatu untuk menghentikannya!"

Nggak usah dikasi tahu juga aku sudah tahu! batinku. "Basher, Ice beam sekali lagi!" perintahku. WHUUSHH... bola cahaya biru yang sangat dingin langsung membekukan Rhydon. "Sekali lagi!" seruku. Basher menembakkan Ice Beam-nya, menyebabkan lapisan es yang mengurung Rhydon bertambah tebal.

Bagian 8 - Versus Bos!

"Sabrina!" seru Kiyo. Aku dan Sunny menoleh. Rupanya itu memang Kak Sabrina dan Kak Janine! Mereka baru saja menumbangkan enam penjaga sekaligus!

"Kalian bertemu Kiyo-kun rupanya," ujar Sabrina padaku. Aku hanya terkekeh. "Sekarang, kita cari bos mereka! Lihat, kami sudah mendapatkan kunci lift-nya," kata Janine sambil menunjukkan sebuah kartu semacam kartu kredit. "Darimana kalian mendapatkannya?" tanya Sunny heran. "Semalam kami menyusup ke dalam persembunyian mereka di Kota Celadon," sahut Janine dan Sabrina berbarengan, lalu mereka tertawa berderai-derai. Huh, dasar partner in crime!

Akhirnya kami membentuk tiga kelompok--kelompok pertama Kiyo-san dan Kak Sabrina, sementara kelompok kedua adalah aku dan Sunny. Kak Janine yang gesit pergi sendiri untuk membukakan semua pintu di tempat ini.

"Hei! berhenti di sana!" hardik seseorang. Seorang anggota Tim Roket! Namun dengan sigap, tanpa perlu kusuruh, Haze menembakkan benang-benang halus dari mulutnya dan mengikat mereka. Kami terus berlari tanpa memedulikan sekitar.

"Berhenti! Mau ke mana kalian?!" seru seseorang. Uh-oh, itu adalah salah satu anggota Tim Roket yang sudah bersiaga dengan Crobat-nya. Aku hendak menyuruh Haze untuk menyerang, namun Sunny menahanku. "Kamu cepat cari bos mereka! Yang ini biar aku yang tangani," ujarnya dengan senyum penuh percaya diri. "Tolong ya, Sunny!" seruku sambil melambai dari kejauhan.

Friday, August 27, 2010

Bagian 7 - Menyusup Masuk!

Di kamar kami di Pokemon Center, aku dan Sunny telah membulatkan tekad kami. Kami akan mengalahkan bos mereka, si pria paruh baya berjas hitam itu, apapun yang terjadi! 

"Tapi..." sejenak suara Sunny berubah ragu. "Apa kita bisa? Mereka ada begitu banyak, dan lawannya berbeda dengan orang-orang yang dulu kita lawan di Gunung Moon..." katanya lirih. Wisper yang tadinya tertidur di pangkuannya, bangun dan menatap wajahnya.

"Tapi kita mana bisa membiarkan hal seperti ini berlarut-larut!" sahutku kesal. Kejadian tadi siang benar-benar membuatku marah. Selama ini, aku besar dikelilingi bermacam-macam Pokemon--penghuni Safari Zone, Pokemon milik Ayah, Ibu, kakak, Trainer di Gym ayah, dan banyak lagi. Aku memang pernah menerima perlakuan brutal dari Pokemon--serangan Tauros itu--tapi itu semua mereka lakukan karena mereka merasa terganggu. Sementara Pokemon di sini sama sekali tidak mengganggu, kenapa mereka membunuhnya?

Baru saja aku hendak membenamkan mukaku ke bantal, tiba-tiba PokeGear-ku berdering. Ah, rupanya Janine yang menelepon. "Halo?"

"GYAAAAA!!!! LUNA KAU BAIK BAIK SAJA KAN GIMANA DI LAVENDER TADI AKU DENGAR ADA SERANGAN TIM ROKET TAPI KAMU NGGAK PAPA KAN YA KAN YA KAN?!!" Uwah, aku tersentak sendiri. Ia meneriakkan kata-kata itu tanpa sedikit pun tarikan napas! Aku hanya mendesah. "Iya, aku nggak apa-apa kok, tenang."

Thursday, August 26, 2010

Bagian 6 - Jalan Tergelap

Mungkin sudah bisa menebak kami ada di mana? Ya, sekarang kami berada di dalam Terowongan Batu. Di dalam gelap sekali!! Jauh lebih gelap dari gua Gunung Moon yang kumasuki sebelumnya. Bahkan cahaya dari senterku dan Sunny masih belum cukup. Aku menyiagakan Haze di luar Monster Ball-nya untuk berjaga-jaga, sementara Sunny mengeluarkan Wisper miliknya. 

Sebenarnya aku agak takut juga dengan kegelapan ini, tapi kata Misty, ini adalah jalan paling aman karena jalan lain ke Kota Lavender--melalui Kota Saffron--sudah dipenuhi oleh orang-orang berbahaya anggota Tim Roket. Tapi sesungguhnya melewati gua ini lebih menyeramkan daripada bertarung dengan Tim Roket!

Aku dan Sunny berjalan pelan-pelan, saling bergandengan. Bisa kurasakan tangan gadis itu dingin dan berkeringat. Sepertinya ia juga ketakutan. Tidak biasanya, mengingat ia yang selalu paling bersemangat.

"Hei... jangan-jangan kita nyasar lagi?" tanya Sunny cemas. Ia mengarahkan senternya ke segala arah, namun yang terlihat hanyalah bebatuan dan sekumpulan Zubat. Sesekali aku melirik ke arah peta elektronik yang kupegang. Di sini tidak ada sinyal yang biasa digunakan peta GPS itu. Mungkin memang benar kami tersesat? Misty, kau jahat sekali menyuruh kami melewati tempat ini!! kutukku dalam hati.

Monday, August 23, 2010

Bagian 5 - Putri Duyung Cerulean


Akhirnya! Sampai juga di Kota Cerulean! Hari masih agak sore, jadi setelah memesan kamar di Pokemon Center, aku dan Sunny memutuskan untuk berjalan-jalan di menjelajahi kota. 

Kakakku Janine pernah bercerita kalau di dekat sana ada sebuah gua misterius yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, namanya Unknown Cave, karena tidak ada orang yang tahu apa yang ada di dalam sana.

Ketika kami bersantai di dekat jembatan di utara kota, mata kami tertarik melihat seorang gadis yang sedang berlatih dengan beberapa Pokemon-nya di pinggir sungai. Kami pun memutuskan untuk menghampirinya.

"Sedang berlatih, ya?" tanyaku berbasa-basi. Gadis itu menoleh. "Ya, kalian mau ikut bergabung?" tanyanya ramah. Langsung saja aku dan Sunny mengangguk setuju. "Oh ya, namaku Luna, dan ini Sunny, temanku. Kau?"

Saturday, August 21, 2010

Bagian 4 - Tim Roket?

Dengan perasaan ragu aku melangkah ke dalam gedung Gym. Wow, ruangannya memang tidak terlalu besar, namun di sana-sini benar-benar terasa suasana alamnya. Lantai ruangan itu terbuat dari tanah cokelat dan di pojoknya terdapat bongkahan-bongkahan batu besar. Gym ini memang mengkhususkan dalam penggunaan Pokemon tipe Batu. Kulihat ada beberapa orang yang juga ingin menantang Brock, pemimpin di Gym tersebut. Mereka dan Pokemonnya terlihat kuat-kuat. Aku jadi gugup juga...

Tiba-tiba aku melihat sosok yang cukup kukenal keluar dari ruangan pemimpin Gym. Jeremy! Aku buru-buru menyapanya. "Hei! ternyata kau menantang Gym ini juga, ya?"

Jeremy menyahut sambil tertawa. "Ya, dan lihat ini, aku berhasil menang! Akhirnya, setelah berlatih sangat keras!" Ia menunjukkan Kotak Lencananya yang berisi beberapa lencana. "Wow, kau sudah menang melawan 3 Gym? Hebat!"

"Bukan apa-apa. Kau juga bisa, asalkan berlatih keras!" jawabnya. Tahu-tahu namaku dipanggil oleh pengurus Gym. "Baiklah, aku pergi duluan, menang ya!" pesan Jeremy. Aku mengiyakan dan segera masuk ke dalam ruangan ketua Gym.

"Jadi kau penantang kali ini?" tanya Brock ramah. Aku mengangguk dengan sedikit perasaan gugup. "Baiklah! Aku mengharapkan pertarungan yang menyenangkan darimu!"

Thursday, August 19, 2010

Crap Notes 002 - Hari Ini, Esok dan Seterusnya

Hai hai haaaaaaaaaai~~~~  How's life, guys?

Bwaaaah, hari ini cukup melelahkan...  Tadi siang aku ngecek sesuatu yang oleh temenku disebut "Papan Kematian" (a.k.a papan pengumuman ulangan ). Ada 3 ulangan menanti buat anak kelas 10... salah satunya adalah Sosiologi. What the hell?! Kelasku hampir belum pernah kedatengan guru Sosiologi!!!

Ah, oke, itu gak demikian penting. Hari ini aku lagi2 mesti "puasa" gara2 kelupaan bawa uang jajan...  Ah, itu juga gak penting. Hari ini aku mau main PO, sayangnya Beta Server down, jadi terpaksa lari ke Pokemon Mysidia. Ternyata ada beberapa anggota POIN yang main di sana juga.

Aku yang sebenernya kurang niat main, akhirnya malah nengok blogku dan blog temen2ku... Ah, sempat ditantang sekali sama salah satu penghuni server Mysidia, tapi Sandstorm team-ku yang udah kadaluwarsa itu berhasil ditaklukkan 6-4 sama RD Team lawanku...  Tim Cuaca emang mengerikan kalo udah berhasil di-set!

Hari ini juga, nggak ada yang baru. Cuma baru kali ini aku sempat menengok blog temenku yang isinya penuh nostalgia  Ahahay, jadi keingetan waktu pas 17-an, untuk pertama kalinya semenjak aku SMA, aku mengunjungi SMP-ku~~~

Sayangnya, sedikit yang dateng, yaitu (nama disamarkan seenaknya): Psyduck, Togetic (aku boncengan sama anak ini nih), Wigglytuff, Snubbull, Meowth, Gyarados, dll... Wah, pas lagi ada pertunjukan dari band besutan guru Bahasa Bali-ku

Pertamanya aku dateng... aku bener2 gak bisa nahan rasa seneng karena akhirnya bisa ketemu mereka lagi  Dan muncullah salah satu kebiasaan burukku... saking senengnya, aku sampe nangis  Iya, sebenernya aku memang gampang banget nangis. Ah, tapi aku berhasil menguasai diri dan kembali ke teman2 dengan sikap ceriaku yang biasa Yah, nggak lama aku di sana, abis itu aku pulang. Capek banget sih... 

....

Ah, postingan kali ini garing banget, ya?  Maklum aku lagi gak ada ide mau posting apaan...

Oh ya, satu lagi, hari Sabtu ini pertandingan pembukaan POC alias Pokemon Indonesia OverUsed Circuit bakal dilaksanakan!  ke-20 peserta, yang sebagian besar bisa dibilang "baru", bakal bertanding tiap minggunya dengan memakai format klasemen. Turnamen ini bakal berlangsung sampai tahun depan, yah kira2 kayak liga2 sepakbola luar negeri gitu deeh  Okee, good luck buat seluruh peserta, semoga yang terbaik bisa jadi juara! Sampai jumpa lain waktu!

Wednesday, August 18, 2010

Bagian 3 - Pelatih Ternama dari Hoenn

Malam hari baru aku sampai di Viridian City. Kota ini besar juga, lebih besar dari Kota Pallet. aku buru-buru pergi ke Pokemon Center untuk mendapatkan kamar.
"Capek juga ya, Haze!" ucapku sambil menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Haze mendengung mengiyakan. Aku pun memasukkannya ke dalam Luxury Ball.

Aku mencoba tidur, tapi mataku tak dapat terpejam. Maka aku memutuskan untuk menjelajahi sedikit Kota Viridian. Masih ada cukup banyak orang yang berjalan-jalan di luar rumah. Setelah berjalan beberapa lama, aku pun menemukan sebuah bangunan, yaitu... gedung Gym!

Awalnya kukira besok aku sudah bisa memulai tantangan Gym pertamaku, sampai aku melihat tanda bahwa Gym tersebut sedang ditutup. Tidak cuma itu, ketika kutengok bagian dalamnya, bisa terlihat bahwa Gym itu sudah cukup lama dibiarkan tak terurus.

"Oh, apa kau ingin menantang Gym ini, nak?" sapa seorang kakek yang melihatku berdiri di depan Gym. Aku mengangguk. "Oh, sayang sekali. Gym ini memang sudah lama tutup. Pemiliknya sedang keluar atau entah apa," jelas kakek itu.

Yah, sayang sekali! Aku pun memutuskan untuk kembali ke Pokemon Center. Karena sudah tak ada yang bisa kulakukan di sini, aku akan langsung menuju Kota Pewter.

Monday, August 16, 2010

Bagian 2 - Awal Petualangan

            .... 

Tidak ada apa-apa. Sepi.

Aku membuka mataku. Aku terbelalak melihat apa yang terjadi. Haze melindungiku dengan menggunakan kulit tubuhnya yang dikeraskan. Dan Tauros gila itu sampai terpental dan pingsan!

"Hebat sekali, Haze!" sorakku. Aku hendak memeluknya, tapi sekonyong-konyong tubuh Haze mengeluarkan cahaya menyilaukan. Hah... apakah ini tandanya... Haze berevolusi?

"Luna!" panggil seseorang. Itu suara Janine. Ia sedang merangkak dengan susah payah melewati jalan rahasiaku yang sempit. Aa juga tampak terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Haze. Selama ini, ia memang kadang-kadang suka membantuku merawat Haze.

"Itu... Haze?" tanyanya kagum. "Ia berubah jadi Beedrill!"

Aku sendiri hanya bisa terpaku menatap Haze, yang kini sudah berubah menjadi Beedrill. Hei, Ayah takkan bisa menyebutnya Pokemon lemah lagi! Janine mengajakku ke rumah dengan buru-buru, menyuruhku untuk menunjukkannya pada ayah dan Prof. Oak.

"Ayah! Profesor! Lihatlah, Luna sudah mendapatkan Pokemon pertamanya," seru kakakku itu dengan semangat. Haze terbang rendah di belakangku.

"Pokemon itu...?" ayahku tertegun. Aku mengangguk mantap. "Iya, dia ini Haze! dia melindungiku dari Tauros!" jelasku bersemangat. "Apakah aku boleh menjadikannya Pokemon Pertamaku, Yah?"

Saturday, August 14, 2010

Bagian 1 - Serangan Tauros


Kota Fuschia, 4 tahun yang lalu.

Saat itu aku sedang asyik bermain dengan sekelompok Chansey ketika seekor Tauros menyerangku secara tiba-tiba. Aku berteriak kencang, tapi tidak ada yang mendengarkan. Tentu saja tidak ada!!! Aku sedang berada jauh di dalam Safari Zone yang dipenuhi pepohonan lebat. Sendirian pula. Salahku sih, main tanpa minta izin dulu.

Tauros tadi terus mengamuk, membuat Pokemon di sekitarnya menjadi panik. Aku sendiri hanya bisa diam mematung karena masih ketakutan. Aku berusaha untuk menggerakkan kakiku, berusaha mencari pertolongan, namun sebelum aku sempat berpikir untuk melakukannya, Tauros itu berlari kencang ke arahku, siap menyerudukku.

Mati aku. Selamat tinggal, dunia! Kupejamkan mataku rapat-rapat, berusaha untuk tidak memikirkan bagaimana akibatnya.

.....

"Perak yang Hilang" dan "Musik Kota Lavender" - Fenomena Pokemon yang Bikin Merinding

Ahahay~ jumpa lagi! Kali ini aku memutuskan untuk membahas sedikit soal dua "misteri" tentang Pokemon yang baru kudapat kemarin.

Jujur aja, aku ngeri banget sama 2 hal ini! Gimana enggak, kemarin aku bacanya malem2 pas orang rumah pada pergi tanpa bilang2!

pertama2, soal video musik Kota Lavender versi asli (di game Red and Green alias versi Jepang) yang konon bisa menyebabkan pendengarnya meninggal. Aku tahunya gara2  Zapdosblitz (which iz zurprizingly younger than me -_-a) yang post di FB. Sayangnya karena internet yang lola aku belum sempet denger videonya sampe habis...  Jadi aku cuma sempat baca komen2 di link-postnya dan di videonya...

Thursday, August 12, 2010

Crap Notes 001 - Say "Hello" !

Hehehe~ Bonjour~  Selamat datang di blog-ku yang kesekian dari sekian blog yang aku punya~!

Mungkin ada yang udah kenal aku? Oke, kalo udah kenal, sekarang anda bisa menekan tombol Alt + F4 dan melanjutkan kehidupan anda yang damai.

Kalo belum kenal? Yaudah, kenalan yuk!