"Capek juga ya, Haze!" ucapku sambil menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Haze mendengung mengiyakan. Aku pun memasukkannya ke dalam Luxury Ball.
Aku mencoba tidur, tapi mataku tak dapat terpejam. Maka aku memutuskan untuk menjelajahi sedikit Kota Viridian. Masih ada cukup banyak orang yang berjalan-jalan di luar rumah. Setelah berjalan beberapa lama, aku pun menemukan sebuah bangunan, yaitu... gedung Gym!
"Oh, apa kau ingin menantang Gym ini, nak?" sapa seorang kakek yang melihatku berdiri di depan Gym. Aku mengangguk. "Oh, sayang sekali. Gym ini memang sudah lama tutup. Pemiliknya sedang keluar atau entah apa," jelas kakek itu.
Esok paginya, aku dan Haze sudah bersiap-siap menuju Kota Pewter. Namun sebelumnya kami membeli banyak obat semprot untuk menghindari Pokemon, karena Hutan Viridian yang akan kami lewati terkenal banyak dengan Pokemon Serangga-nya.
Baru saja aku masuk ke dalam hutan itu, aku melihat banyak sekali Pokemon serangga--Caterpie, Weedle, Kakuna, dan Metapod. Kudengar di sini juga pernah ditemukan Pikachu, tapi aku tidak tertarik untuk menangkapnya. Beberapa langkah kuambil, dan...
"Hei! kau yang di sana! Yang berjalan dengan Beedrill!"
"Ya! kau mau bertarung denganku tidak?" tanyanya bersemangat.
Oh oh, ini dia! Ini pertarungan Trainer pertamaku! Haze berdengung setuju. "Kuterima tantanganmu dengan senang hati!"
Bocah itu mengeluarkan Pokemonnya dari Pokeball. Meganium! Wow, yang aku tahu, Meganium adalah Pokemon spesial yang hanya bisa ditemukan di daerah Johto. Ini pertama kalinya aku melihatnya! Buru-buru kuambil Pokedex dan merekamnya.
"MEGANIUM, POKEMON TIPE RUMPUT. AROMA DARI BUNGA DI LEHERNYA KONON DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENANGKAN PIKIRAN."
Aroma bunga? Ah, tapi peduli amat. Maka, aku pun segera memberikan perintah pada Haze. "Haze, Focus Energy!"
Haze diam, berkonsentrasi. Bocah itu tak mau kalah. "Razor Leaf, Siren!" perintahnya pada Pokemonnya. Seketika, dedaunan beterbangan menerpa tubuh Haze. Namun, Haze tak bergerak. Yeah, Pokemon tipe Serangga dan Racun sepertinya memang tidak masalah jika diserang dengan serangan tipe Rumput. Aku memanfaatkan kesempatan ini. "Haze, Fury Attack!"
Secepat kilat, Haze melesat dan menyerang Meganium dengan sengatnya. Satu, dua, tiga, empat, lima kali kena! Luar biasa! Meganium itu terdesak mundur. Ia hampir jatuh, namun ia berusaha bangkit.
Lagi-lagi. Setahuku Magical Leaf hampir sama dengan Razor Leaf, hanya saja akurasinya jauh lebih tinggi. "Fury Attack, Haze!" seruku. Haze memotong setiap daun yang dilaluinya, membuatnya seperti badai daun. Sekarang saatnya, bisikku.
"Haze! Fury Attack!"
Di tengah lebatnya dedaunan yang berjatuhan, yang tentu saja justru menghalangi pandangan Meganium, Haze menggunakan sengat di kedua tangannya untuk menyerang. Satu, dua, tiga, empat, lima kali kena lagi! Kali ini tepat mengenai titik lemahnya, membuat Meganium ambruk. Ia kalah!
"Yeah, aku menang!" sorakku. Bocah itu memasukkan Meganiumnya lagi ke dalam Pokeball. "Well, pertandingan yang bagus, kau hebat juga," ujarnya. Aku terkekeh. "Oh ya, Namaku Jeremy, Kau siapa? dan mau ke mana?" tanyanya ramah.
"Wah, sudah kuduga. Tapi sebaiknya kau cepat. Ada seorang Trainer muda terkenal sedang berkunjung ke sana, mungkin kau bisa mendapatkan sedikit ilmunya?" ujar Jeremy di tengah tawanya.
"Masa kau tidak tahu? Juara Liga Pokemon Hoenn, pewaris tunggal perusahaan besar Devon Corp, Steven Stone!"
"Nah, kalau memang ingin menemuinya, sebaiknya cepat!"
Aku tersenyum pada Jeremy, lalu mengangguk. "Baiklah kalau begitu! Aku pergi dulu! Sampai jumpa, Jeremy!"
Tanpa menunggu lebih lama, aku dan Haze berpacu menembus lebatnya Hutan Viridian. Beberapa kali kami diserang sekumpulan Weedle yang menembakkan jarum beracun, namun dengan sigap Haze menangkisnya. Ia sudah tumbuh menjadi kuat! Aku sendiri sampai kagum dibuatnya.
Keluar dari Hutan Viridian, sudah hampir malam. Aku pun segera memesan kamar di Pokemon Center. Huh, tadi itu melelahkan sekali, tapi aku senang bisa menang dalam pertarungan Trainer pertamaku. Karena aku memang orang yang sulit tidur, aku pun memutuskan untuk jalan-jalan lagi di sekitar kota Pewter. Tapi, baru saja keluar dari kamar, sesuatu menubrukku hingga jatuh.
"Kamu nggak apa-apa, kan?"
Aku segera sadar dari lamunanku dan berdiri sendiri. "Oh, aku nggak apa-apa!" kataku cepat. Aku melirik sekilas ke arah Pokemon biru miliknya. Wuah! aku belum pernah melihat Pokemon seperti itu sebelumnya!
"Heh, kau belum pernah melihatnya, ya? ini namanya Metagross, dia adalah salah satu Pokemon asli daerah Hoenn," jelas cowok itu. Aku segera mengeluarkan Pokedex untuk merekam datanya.
"Hebaat..." gumamku kagum. Cowok itu hanya tertawa. "Oh ya, kita belum berkenalan. Namaku Steven, siapa kamu?"
Glek! Aku kaget. Jadi ini dia, yang disebut-sebut sebagai Trainer fenomenal dari Hoenn? Steven Stone? Dan aku bertemu langsung dengannya! Maka buru-buru aku menjawab, "Aku Luna, senang berkenalan denganmu!"
Oh wow, tentu saja aku mau! Maka, kubiarkan Haze bermain-main bersama Metagross sebentar di halaman luar Pokemon Center sementara aku dan Steven berjalan menuju Museum Kota Pewter.
"Kamu pernah ke sini sebelumnya?" tanya Steven setelah kami sampai di dalam. Di sana ada banyak sekali jenis fosil. Aku menggeleng. "Kalau begitu, aku akan memberikanmu sesuatu," ujarnya. Ia meninggalkanku sebentar, berbicara dengan penjaga museum, dan kembali dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang.
"Oh, apa ini?" tanyaku sambil menerimanya dengan ragu-ragu. "Benarkah aku boleh menerimanya?"
"Oh ya? Hebat!"
"Euhh," gumamku gugup. Rasanya apa tidak terlalu berlebihan aku menerima sesuatu seperti ini? "Terimakasih banyak, aku pasti akan membawanya ke sana dan merawatnya dengan baik!"
No comments:
Post a Comment