Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Monday, August 16, 2010

Bagian 2 - Awal Petualangan

            .... 

Tidak ada apa-apa. Sepi.

Aku membuka mataku. Aku terbelalak melihat apa yang terjadi. Haze melindungiku dengan menggunakan kulit tubuhnya yang dikeraskan. Dan Tauros gila itu sampai terpental dan pingsan!

"Hebat sekali, Haze!" sorakku. Aku hendak memeluknya, tapi sekonyong-konyong tubuh Haze mengeluarkan cahaya menyilaukan. Hah... apakah ini tandanya... Haze berevolusi?

"Luna!" panggil seseorang. Itu suara Janine. Ia sedang merangkak dengan susah payah melewati jalan rahasiaku yang sempit. Aa juga tampak terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Haze. Selama ini, ia memang kadang-kadang suka membantuku merawat Haze.

"Itu... Haze?" tanyanya kagum. "Ia berubah jadi Beedrill!"

Aku sendiri hanya bisa terpaku menatap Haze, yang kini sudah berubah menjadi Beedrill. Hei, Ayah takkan bisa menyebutnya Pokemon lemah lagi! Janine mengajakku ke rumah dengan buru-buru, menyuruhku untuk menunjukkannya pada ayah dan Prof. Oak.

"Ayah! Profesor! Lihatlah, Luna sudah mendapatkan Pokemon pertamanya," seru kakakku itu dengan semangat. Haze terbang rendah di belakangku.

"Pokemon itu...?" ayahku tertegun. Aku mengangguk mantap. "Iya, dia ini Haze! dia melindungiku dari Tauros!" jelasku bersemangat. "Apakah aku boleh menjadikannya Pokemon Pertamaku, Yah?"

Ayahku terlihat keberatan. Kak Janine hendak angkat bicara ketika Pof. Oak datang dan menepuk pundak ayahku dari belakang dan berkata, "Biarkan saja. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau semua Pokemon itu kuat?" ujarnya sambil tertawa. Aku menatap ayah dengan harap-harap cemas.

"Baiklah, Oak, berikan saja perlengkapan Trainernya pada Luna," ujar ayahku kemudian. Aku bersorak. Yeah, itu berarti aku sudah resmi menjadi Trainer! Haze juga berdengung senang. Prof. Oak menyerahkan sebuah paket yang berisi beberapa perlengkapan dasar Trainer: Trainer Card, ikat pinggang khusus untuk meletakkan Pokeball, dan sebuah peta elektronik wilayah Kanto yang bisa mendeteksi tempat kita berada. Keren!

"Besok kau harus datang ke laboratoriumku di Kota Pallet. Oh ya, kau juga harus berkenalan dengan cucuku Gary. dia juga baru menjadi Trainer sepertimu, kurasa kalian bisa cepat akrab."

Aku mengangguk senang. Rasanya tidak sabar menunggu perjalananku mengelilingi wilayah Kanto, bertemu dengan bermacam-macam Pokemon, dan menjadi Trainer terkuat! Dan mungkin, suatu hari kelak, aku bisa bertemu lagi dengan anak laki-laki yang telah menyelamatkanku itu.

***

Baru jam 5 pagi, tapi aku sudah bangun. Benar-benar tidak biasanya. Itu karena aku sudah tidak sabar menanti perjalananku ke Kota Pallet, maksudku, ke penjuru Kanto! Aku memeriksa ulang ranselku, isinya lengkap: senter, Trainer Card, Pokeball, peta Kanto, makanan Pokemon untuk Haze dan beberapa baju ganti. Tidak banyak, supaya aku tidak kerepotan. Pertamanya aku hendak membawa beberapa Pokeball untuk menangkap pokemon di perjalanan, namun mamaku melarangnya.

"Pakai Luxury Ball saja, bisa membuat Pokemon lebih bersahabat denganmu, juga mereka akan merasa lebih nyaman. sebaiknya Haze juga kau masukkan ke sini."

Oh baiklah. Jadi isi ranselku pun bertambah: 10 Luxury Ball.

Setelah selesai bersiap-siap, aku pun diantar kakakku ke Kota Pallet dengan menggunakan Pidgeot bongsornya, sementara Haze kumasukkan dalam Luxury Ball. Aku senang sekali terbang dengan menggunakan Pokemon! Apalagi kakakku memang hobi ngebut. Tak berapa lama kami sampai di depan Laboratorium Profesor Oak. Setelah mengucapkan salam dan menceramahiku selama tiga menit, Janine pun pergi.

Tahu-tahu saja Haze keluar sendiri dari bola monsternya. Aku terkekeh. "Nggak sabar juga, ya? Baiklah, ayo kita masuk!"

Di dalam, aku disambut oleh Prof. Oak. Di belakangnya ada anak laki-laki seumuranku, rambutnya jabrik berwarna coklat. "Nah, Luna, kenalkan, ini namanya Gary."

Oh, benar dugaanku. Aku pun berusaha tersenyum manis dan menyodorkan tanganku padanya, mengajak berkenalan. "Hai, namaku Luna!" sapaku.

Tak diduga, bukannya membalas, Gary malah memalingkan mukanya dan terkekeh. "Sudah tahu! Jadi itu Pokemonmu ya?" sindirnya sambil menatap sinis pada Haze. Aku memasang wajah bingung. Melihat ekspresiku, Gary tertawa. "Dia sih pasti kalah dari Draco-ku!"

Ia mengangkat sebuah Pokeball dan dari sana keluarlah Charmeleon, bentuk evolusi dari Charmander yang kemarin ditawarkan Prof. Oak padaku. Haze berdengung kesal mendengar perkataan Gary, namun aku buru-buru menenangkannya.

"Ah, maaf membuat kalian berdua menunggu!" Prof. Oak muncul sambil membawa dua buah benda persegi berwarna merah. "Baiklah, tanpa panjang kata, ini dia yang ingin kuberikan untuk kalian--Pokedex!"

Aku terbelalak tak percaya. Pokedex? Aku punya Pokedex! hore! Pokedex adalah semacam ensiklopedi elektronik yang bisa digunakan untuk merekam data tentang Pokemon. Dan menjadi seorang pemilik Pokedex berarti kau sudah dipercaya untuk membantu penelitian terhadap Pokemon-Pokemon di dunia.  Suatu kehormatan yang besar!

"Jadi, aku tahu kalian berdua adalah Trainer muda yang sangat berbakat. Pergilah menjelajahi Kanto dan temui setiap Pokemon! Pokedex ini akan jadi bukti kerja keras kalian selama perjalanan," terang Prof. Oak.

"Hei Luna! Mau bertanding tidak? Siapa yang bisa mengumpulkan data Pokemon terbanyak di Pokedex, Dia yang menang!" kata Gary tiba-tiba. Aku mengangguk mantap. "Tentu, kenapa tidak?" jawabku dengan nada menantang. Prof. Oak tertawa. "Anak muda! selalu penuh dengan semangat. Baiklah, kini kalian bisa pergi. Jangan lupa untuk selalu mengabari orangtuamu, Luna--dan kau Gary, ingatlah kakekmu ini selalu!" nasehatnya sambil mengantarkan kami ke batas Kota Pallet.

"Iya iya, nggak usah diberitahu juga aku sudah tahu!" gerutu Gary kesal, lalu berlari dan menghilang dalam sekejap. Aku melambaikan tanganku pada Prof. Oak dan mulai melangkah masuk ke dalam hutan. Yeah, tujuanku berikutnya: Kota Viridian!

No comments:

Post a Comment