Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Friday, October 15, 2010

Bagian 18 - Tujuh Pulau

"Jadi, sekarang kita ke mana, nih?" tanyaku. Sunny cuma mengangkat bahu. 

Sekarang kami sedang berada di punggung Spear, terbang ke arah Pulau Cinnabar meski sebenarnya kami tidak ada tujuan pasti. Maunya sih menanyakan lagi pada Kak Chii soal kabar Pak Blaine. Tapi barusan ia meneleponku dengan nada panik, baru menyadari bahwa hilangnya Pak Blaine sudah bukan hal yang normal lagi. Aku belum berani mengatakan yang sebenarnya, jadi aku diam saja.

Tiba-tiba PokeGear-ku berdering lagi. Kali ini dari Kak Janine. Begitu kuangkat, langsung terdengar rentetan suara panik yang keras seperti senapan mesin.

"HOI!!! DI MANA KAMU SEKARANG HAH?! KALIAN NGGAK APA-APA?"

Sebenarnya masih banyak lagi yang ia katakan, tapi hanya itu yang tertangkap telingaku. Dengan ogah-ogahan aku balik bertanya, "Memangnya kenapa?"

Barulah suara Kak Janine mulai mereda. "Tadi... Kota Lavender diserang lagi oleh Tim Roket."

Aku terkejut. Sunny segera mendaratkan Spear di atas batu karang terdekat. "Lalu?"

"Mereka menculik Pak Fuji... dan membawanya pergi."

Bagian 17 - Percaya atau Tidak?

Dengan hati-hati, dan sebisa mungkin tanpa suara, aku membuka jendela, meloncat ke luar, dan berjingkat-jingkat menuju Safari Zone. 

"Psst! Di sini!"

Aku menoleh. Di balik kerimbunan semak-semak, aku melihat seseorang berpakaian serba hitam sedang bersembunyi.

"Engh... apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku setengah berbisik. "Waktu ini, kau... apa yang kau lakukan di Silph...?"

"Yeah, yeah, aku memang menyusup masuk, tapi aku ke sana untuk mencari data seseorang saja," potongnya. "Tapi polisi-polisi payah itu tidak akan bisa menahanku lama-lama. Ha! Ini dia," Kemudian ia mengeluarkan beberapa pucuk kertas dari balik jasnya. "Ini, sebenarnya aku berhasil mendapatkannya, tapi kusuruh Duskull dan Gengar untuk menyembunyikannya," jelasnya padaku sambil menunjuk ke kedua Pokemon-nya. Wah, ternyata dia punya Duskull, yang merupakan Pokemon asli Hoenn!

Kulihat kertas-kertas yang dipegangnya. Sepertinya itu semacam data diri seseorang. Kuperhatikan nama dan foto orang itu. Hmm... Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat orang ini!

"Siapa ini?" tanyaku pada Verise. "Well... Konon dia adalah satu-satunya orang yang selamat dalam kecelakaan yang terjadi di Rumah Pokemon. Dan..." Verise celingak-celinguk, memastikan tidak ada orang di sekitar. "...dia adalah salah satu ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan Mewtwo."

Bagian 16 - Meragukan

Kurasa mata Sunny hampir copot ketika aku menceritakan isi berita barusan padanya.

"YANG BENER?!" tanyanya setengah menjerit. Argh, sampai-sampai beberapa pengunjung menoleh! Buru-buru kubekap mulutnya. "Jangan teriak-teriak begitu, bodoh!" gertakku.

Sunny melepaskan tanganku dengan paksa. "Iya, tapi apa benar? Verise membobol Silph Co.?!" kali ini ia berbicara dengan bisikan yang keras. "Begitu sih yang kudengar di TV," sahutku lemas. Sunny masih terlihat shock, tidak percaya. "Padahal kupikir dia orang baik."

"Aku juga berpikir begitu," gumamku sambil menyeruput milkshake-ku. Aku benar-benar tidak habis pikir. Kenapa Verise sampai membobol Silph Co.? Apa yang dicarinya? Apakah ini ada hubungannya dengan pencarian Mewtwo?

Besok paginya aku dan Sunny memutuskan untuk terbang ke Kota Fuschia. Aku ingin mengalahkan kakakku lagi dan Sunny juga ingin bermain di Safari Zone setelah sebelumnya tidak datang. Sebelum pergi, aku memutuskan untuk menemui Pak Blaine. Tapi sayangnya, kami hanya berhasil menemui Kak Chii.