Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Saturday, September 4, 2010

Bagian 8 - Versus Bos!

"Sabrina!" seru Kiyo. Aku dan Sunny menoleh. Rupanya itu memang Kak Sabrina dan Kak Janine! Mereka baru saja menumbangkan enam penjaga sekaligus!

"Kalian bertemu Kiyo-kun rupanya," ujar Sabrina padaku. Aku hanya terkekeh. "Sekarang, kita cari bos mereka! Lihat, kami sudah mendapatkan kunci lift-nya," kata Janine sambil menunjukkan sebuah kartu semacam kartu kredit. "Darimana kalian mendapatkannya?" tanya Sunny heran. "Semalam kami menyusup ke dalam persembunyian mereka di Kota Celadon," sahut Janine dan Sabrina berbarengan, lalu mereka tertawa berderai-derai. Huh, dasar partner in crime!

Akhirnya kami membentuk tiga kelompok--kelompok pertama Kiyo-san dan Kak Sabrina, sementara kelompok kedua adalah aku dan Sunny. Kak Janine yang gesit pergi sendiri untuk membukakan semua pintu di tempat ini.

"Hei! berhenti di sana!" hardik seseorang. Seorang anggota Tim Roket! Namun dengan sigap, tanpa perlu kusuruh, Haze menembakkan benang-benang halus dari mulutnya dan mengikat mereka. Kami terus berlari tanpa memedulikan sekitar.

"Berhenti! Mau ke mana kalian?!" seru seseorang. Uh-oh, itu adalah salah satu anggota Tim Roket yang sudah bersiaga dengan Crobat-nya. Aku hendak menyuruh Haze untuk menyerang, namun Sunny menahanku. "Kamu cepat cari bos mereka! Yang ini biar aku yang tangani," ujarnya dengan senyum penuh percaya diri. "Tolong ya, Sunny!" seruku sambil melambai dari kejauhan.

Aku terus berlari menuju lantai teratas. Asal tahu saja, gedung ini tingginya sebelas lantai dan ruangan di dalamnya seperti labirin! Beberapa kali aku tersesat. Aku juga terpaksa menyiagakan Basher di luar Pokeball-nya untuk berjaga-jaga. Habisnya, sekarang aku sendirian sih.

Akhirnya aku menginjakkan kaki di lantai 5. Aneh, di sini sepi sekali! Aku pun menyuruh Haze dan Basher untuk bergerak perlahan tanpa mengeluarkan suara. Tapi baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba sebuah kilatan listrik hampir saja mengenaiku! Sontak aku mundur beberapa langkah. Siapa sih itu?

"Hahahahaha!!! Ada anak kecil yang bermain-main di sini juga ya, rupanya?" terdengar suara terkekeh. Uh-oh, seseorang yang mengenakan jas laboratorium dan seorang anggota Tim Roket menghadang jalanku. Ugh, memperlambat saja! gerutuku.

"Mau apa kalian?" tanyaku dengan suara menantang. Mereka malah tertawa. "Harusnya kami yang menanyakan hal itu padamu!" kata si anggota Tim Roket. "Tapi, karena kau sudah berani memasuki markas kami... pastinya kau cukup kuat, kan? Bagaimana kalau sedikit pertarungan?"

"Aku tidak punya waktu. Sekarang cepat minggir!"

"Eets, tidak segampang itu!"

BLAAR!!! Magnezone milik pria ber-jas lab itu menyambarkan kilatnya padaku, tapi Basher maju dan menyerapnya hingga hilang sama sekali! "Apa yang terjadi?! Kenapa listriknya menghilang?!" gerutu pria yang berpenampilan seperti ilmuwan itu. Aku terkekeh. "Tentu saja! Basher ini kan punya kemampuan Penangkal Petir yang bisa menyerap semua serangan listrik!" kataku bangga. "Sekarang, Bonemerang!"

"Tidak semudah itu! Crobat, maju!" seru si anggota Tim Roket. Terlambat! Haze sudah mengeluarkan String Shot andalannya dan membungkus Crobat hingga ia terjatuh ke tanah dan tak bisa bergerak. Sementara itu Basher melemparkan tongkat tulangnya ke arah Magnezone seperti bumerang dan mengenainya dengan telak! Magnezone terhuyung-huyung, namun masih bisa bertahan.

"Sial! Magnezone, gunakan Gyro Ball!" seru si ilmuwan. Magnezone mulai berputar, lama-lama semakin cepat, mengarah ke Basher. "Tidak akan berhasil! Basher, pukul dia dengan Bone Club!" perintahku. BRAKKK!!! Basher memukul Magnezone yang mendekat dengan sangat keras, sampai-sampai Magnezone itu tak bisa bangkit lagi. "Ayo! Tinggalkan saja mereka!" seruku pada Haze dan Basher.

"Tunggu!!! Kalian tidak akan bisa kabur! Koffing, Gyro Ball!" serunya. Ugh, memperlambat saja! "Haze, String Shot sekali lagi!" perintahku. Haze pun mengikat Koffing yang sedang berputar dengan benang-benang halus dari mulutnya, dan menghantamkannya ke tembok! Luar biasa!

"Wow, kau semakin hebat saja," pujiku, diikuti dengan dengung senang dari Haze. Kami pun segera melanjutkan langkah kami ke lantai-lantai berikutnya.

Kami terus berjalan hingga akhirnya sampai di lantai puncak. Suasana di sana begitu sepi. Namun kami tetap waswas. Tiba-tiba saja Janine muncul, membuatku kaget. "Kakak!" seruku, namun Janine buru-buru menempelkan jarinya di depan bibirku. "Jangan berisik!" perintahnya.

"Kak Sabrina dan Kiyo-san mana?" tanyaku setengah berbisik.

"Mereka membebaskan tawanan Tim Roket," sahut Janine tanpa menoleh. Mata tajamnya melirik ke berbagai arah.

"Tawanan? Jadi mereka menawan orang juga?!" aku berseru kesal, dan lagi-lagi Janine menyuruhku diam. "Sebagian besar ilmuwan dan pekerja di sini menolak bekerja sama dengan Tim Roket, makanya mereka disekap agar tidak melawan. Tapi ada juga beberapa di antaranya yang bergabung dengan Tim Roket," jelasnya dengan suara pelan.

Kami berjalan mengendap-endap sampai akhirnya kami sampai ke sebuah pintu yang cukup besar.

"Masuk nggak?" desakku pada Janine yang diam saja. "Iya, iya, sabar!" ujarnya, lalu membuka pintu itu dengan kunci yang didapatnya tadi. Pintu itu pun perlahan membuka.

"Akhirnya, kalian datang juga."

Aku dan Kak Janine kaget. "Kau! Yang membunuh ibunya Basher!!!" seruku marah. Basher bersiap-siap di depanku, tangannya memegang erat tongkat tulangnya dan matanya memancarkan kebencian. Tidak salah lagi, dialah bos Tim Roket!

"Giovanni..." tahu-tahu Kak Janine berbisik. Hah? darimana kakak tahu nama orang ini? Tapi sebelum aku sempat bertanya, Kak Janine melanjutkan perkataannya, "Ternyata kau memang orang busuk!"

Aah, apaan sih? Aku nggak ngerti!!

"Kak..." aku mencolek lengan Janine, mencoba menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ia tidak menggubris dan tetap pada tampang seriusnya sambil mengatakan, "Apa yang sebenarnya kau inginkan?"

"Apa lagi? Tentu saja menjadi yang terkuat di dunia!!" kata Giovanni sambil tertawa. "Persian! Rhydon! Maju!"

Serta-merta Kak Janine mengambil Pokeball-nya dan mengeluarkan Spectra, Ariados miliknya. "Spectra! Gunakan Spider Web!"

WHUUSHH!!! Sebuah jaring laba-laba besar memerangkap tubuh Rhydon dan Persian. Awalnya mereka tidak bisa bergerak, namun Rhydon berhasil melepaskan diri!

"Sebaiknya kau masuk saja, ini berbahaya untukmu," bisikku pada Haze dan memasukkannya ke dalam Luxury Ball. "Basher! Bonemerang!"

Basher melemparkan tongkat tulangnya ke arah Persian, membuatnya terhuyung, namun tidak sampai terjatuh. Kemudian, tanah gedung itu bergetar hebat! Rupanya Rhydon menggunakan Earthquake!

"Hehehh... Tidak akan ada yang bisa menghalangi impianku untuk menjadi yang terkuat, dan memiliki Pokemon legendaris terkuat itu!!!" tawa Giovanni.

Hah? Pokemon legendaris? Apa maksudnya?

No comments:

Post a Comment