Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Monday, September 6, 2010

Bagian 10 - Putri-Putri Pecinta Alam


Pagi yang cerah di Kota Celadon. Kota yang satu ini sedikit lebih kecil daripada Kota Saffron, tapi lebih ramai. Tentu saja karena di kota ini ada banyak tempat-tempat menarik seperti Mall Celadon dan pusat-pusat hiburan. Tapi berbeda dengan di sini, di sini suasananya tenang sekali.

Di mana ini? Ya, aku dan Sunny sedang berada di Gym Kota Celadon!

Gym itu sangat unik. Di dalamnya ada banyak sekali tanaman, karena Gym itu juga' merangkap sebagai rumah kaca untuk memelihara tanaman. Tidak ada siapa-siapa ketika kami masuk. "Permisi, ada orang di sini?" tanyaku dan Sunny berbarengan. Tidak ada jawaban.

"Uhm... haloo?? Ada orang di sini?" ulangku lagi, kali ini cukup keras. Masih tidak ada jawaban. Kami pun mencoba masuk lebih dalam. Di tengah-tengah ruangan, ada sebuah pohon yang cukup besar, dan di bawahnya aku melihat seorang gadis berambut pendek dan berkimono yang sedang tertidur.

"Uhm... permisi?" tanyaku lagi dengan suara agak keras. Gadis itu terbangun. "Oh, oh, maafkan aku... aku pasti tertidur tadi..." gumamnya sambil buru-buru bangun. "Aku Erika, selamat datang di Gym Kota Celadon! Ada yang bisa kubantu?" tanyanya sambil tersenyum.

"Kami ingin menantang Gym ini," sahut Sunny tidak sabaran.

"Ada yang bilang ingin menantang Gym?" tiba-tiba seseorang menyahut dari ruang belakang. Seorang gadis lainnya muncul. Ia berambut coklat pendek, mengenakan celana pendek coklat dan semacam jubah hijau serta menggendong Pokemon yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Gardenia!" seru Erika. "Oh ya, dia ini Gardenia, temanku sekaligus seorang Ketua Gym di daerah Sinnoh," jelasnya. Oh, ternyata ia berasal dari Sinnoh! Pantas aku belum pernah melihat Pokemon miliknya itu.

"Jadi, bagaimana kalau kita bertanding 2 lawan 2?" kata Gardenia bersemangat. "Yeah, kurasa tidak masalah!" sahutku.

Gardenia mengeluarkan Turtwig-nya yang tadi, sementara Erika menggunakan Tangela. Aku sendiri menggunakan Haze dan Sunny mengeluarkan Wisper.

"Aah! Ini bakal jadi menarik," gumam Erika. "Tangela, gunakan Ingrain!"

Syuut... Tangela menanamkan beberapa sulurnya untuk mengisap energi dari dalam tanah. "Giliranku! Turtwig, Pisau Daun!" seru Gardenia. WHUUSH! Dedaunan tajam beterbangan dari tunas yang ada di kepala Turtwig. "Wisper! Fire Blast!" perintah Sunny. BLAAAAAR!! Wisper mengeluarkan api besar dari mulutnya, membakar Pisau Daun Turtwig. Wow, hebat sekali, pikirku. Asap mengepul di mana-mana, membuat pandangan terhalang. Namun aku masih bisa melihat dengan cukup jelas, sih.

"Sekarang saatnya!" bisik Sunny padaku. Aku pun menyuruh Haze, yang memiliki pandangan tajam, untuk menyerang diam-diam dari tengah kepulan asap. "Haze! Gunakan Poison Jab!" seruku.

Sengat beracun Haze mengenai Turtwig milik Gardenia, membuatnya sempoyongan. Namun ia masih bisa berdiri! "Gunakan Vine Whip!" perintah Erika. SYUUT! Sulur-sulur milik Tangela membelit tubuh Wisper, membuatnya kesulitan bergerak. "Sekarang saatnya! Hantam dia!" perintah Gardenia.

Turtwig berlari ke arah Wisper, siap-siap menghantamnya, namun dengan cepat Haze mengeluarkan benang-benang halus dari mulutnya dan membelit Turtwig. "Bagus! Sekarang putar dengan kekuatan penuh!" kataku bersemangat. WHUUUT!! Haze memutar-mutar Turtwig seperti laso, dan... BRUAKK!!! Tubuh Turtwig yang terlempar juga menghantam tubuh Tangela! Mereka berdua pun menghantam tembok dengan kerasnya dan terkapar. Gardenia dan Erika hanya bengong melihatnya.

"Hebat sekali, belum pernah aku melihat gerakan seperti itu," puji Erika. Gardenia hanya cekikikan. "Yeah, terimakasih! Kalian juga," sahut Sunny.

Erika pun memberikan kami masing-masing sebuah Lencana Pelangi. Yeah, berarti aku sudah mengumpulkan empat lencana! Sudah separuh jalan menuju Liga Indigo, pikirku senang. "Oh ya, aku juga ada sedikit hadiah untuk kalian," ujar Gardenia pada kami. Kemudian ia menyerahkan sebuah TM pada kami. "Wuah, apa ini?" tanyaku

"Itu adalah TM--Technical Machine, (Mesin Teknikal?) yang akan mengajarkan gerakan Simpul Rumput pada Pokemon-mu. Itu adalah gerakan yang paling kusukai," jelasnya. "Sementara ini baru ada di Sinnoh, tapi kurasa kalian harus mencobanya!"

Setelah itu, kami segera meninggalkan Gym dan menyembuhkan Pokemon kami di PokeCenter, sekalian beristirahat. Sunny sedang pergi mengambil makanan sementara aku menunggu di meja ketika tiba-tiba...

"Hey! Ngapain kau di sini?" sapa seseorang sambil menepuk pundakku. Oh, rupanya Gary! "Hee, kau sendiri sedang apa?" balasku bertanya. "Nggak ada apa-apa, sih!" sahutnya.

"Hee? Gary?" tiba-tiba saja Sunny muncul. Ia segera mengambil tempat duduk di sampingku. "Ah, kalian saling kenal rupanya?" tanyaku. "Ya tentu saja, dia dulu teman sekelasku di Sekolah Trainer!" jawab Sunny.

"Kudengar kalian sudah mengalahkan Ketua Gym Celadon?" tanya Gary. "Yeah, tentu saja! Kau sendiri bagaimana?" balasku. Gary hanya terkekeh dan menunjukkan kotak Lencana Gym-nya. Aku dan Sunny melotot. Dia sudah mengumpulkan 7 Lencana! "Heheheh, bagaimana?" tanyanya sombong. Sunny merengut. "Lalu bagaimana dengan Lencana terakhir?"

"Yang belum kudapatkan cuma lencana Gym Kota Viridian. Masih ditutup sih," keluhnya. "Ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar sini? Di sini banyak tempat menarik, terutama Department Store-nya!" ajak Gary bersemangat. "Hmm, boleh juga, baiklah!" sahutku sambil menarik tangan Sunny.

Di Department Store, Gary menunjukkan kami sebuah konter yang menjual batu elemental langka. "Ini bisa membuat Pokemon berevolusi!" jelasnya bersemangat. Jadinya, Sunny membeli masing-masing sebuah Batu Api dan Batu Air, yang katanya bisa membuat Wisper dan Spelo berevolusi. Aku sendiri cuma membeli beberapa obat penyembuh untuk Pokemon-ku di perjalanan.

Selesai berbelanja, kami kembali ke penginapan PokeCenter untuk beristirahat. "Tujuan berikutnya, Kota Fuschia!" seru Sunny. "Aku nggak sabar ingin melihat seperti apa kampung halamanmu itu,"

"Mau lewat Jalur Sepeda? Tapi aku nggak bisa naik sepeda!" sahutku sambil merengut. Sunny tertawa. "Masa nggak bisa naik sepeda? Ya sudah, kita terbang dengan Spear saja! Aku benar-benar tidak sabar ingin main ke Safari!" sahutnya bersemangat.

No comments:

Post a Comment