Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Sunday, September 19, 2010

Bagian 15 - Pria Misterius!

Pagi-pagi betul aku sudah bangun. Ya, hari ini aku akan menantang Ketua Gym Blaine! Ia berpesan padaku untuk datang menemuinya di Pulau Seafoam yang tidak jauh dari Pulau Cinnabar. Maka aku pun menaiki Ness untuk menuju Pulau Seafoam. Legenda mengatakan, pulau itu adalah tempat tinggal Pokemon Burung Legendaris bernama Articuno. 

Tak sampai setengah jam aku sudah sampai di pulau kecil itu. Di atas sebuah karang kecil di tepi pantai, aku melihat seseorang sedang melakukan gerakan-gerakan senam. Itu pasti Pak Blaine. Maka aku pun segera menghampirinya. "Selamat pagi!" sapaku.

Pak Blaine menoleh. "Ahahah, selamat pagi Luna! Kau datang pagi sekali," sahutnya sambil terkekeh. "Jadi, apakah kau sudah siap untuk melawanku?"

"Pastinya!" jawabku.

"Baiklah! Rapidash, keluar!" seru Blaine. Aku tidak mau kalah. "Ness, giliranmu!"

Wuah, ini pertama kalinya aku melihat Rapidash. Pokemon itu tampak jauh lebih tinggi dariku, bahkan lebih tinggi dari Blaine sendiri. Tapi buat apa takut? "Rapidash, Fire Blast!" seru Blaine. "Ness, gunakan Hydro Pump!"

Bagian 14 - Kota dengan Misteri yang Membara

"Ah, kau datang juga!" seru seseorang.

Ah, siapa itu?! Ada seorang kakek-kakek bertongkat dan berkacamata hitam! Belum sempat aku bertanya, Kak Chi sudah duluan menyapanya. "Pak Blaine!"

Ooh, jadi inilah Blaine, Ketua Gym terkenal dari Pulau Cinnabar. Ia terkekeh. "Siapa dua gadis manis ini?" tanyanya sambil mendekatiku dan Sunny.

"Oh, ini Sunny, tetanggaku di Cherrygrove dulu, dan ini Luna, temannya," ujar Kak Chi sambil memperkenalkan kami. "Ah, ya, Luna ini hebat, lho! Dia sudah mengumpulkan 5 Lencana Gym!" tambahnya. Pak Blaine tertawa lagi.

"Aah, Trainer muda sekarang memang hebat! Kau harus melawanku kapan-kapan! Sekarang, kuantarkan kalian ke Pokemon Center dulu!" katanya dengan nada ceria.

Di kafetaria PokeCenter, Pak Blaine banyak bercerita pada kami, tentang Pulau Cinnabar, juga tentang pertemuannya dengan Pokemon Legendaris Moltres, yang memotivasinya untuk menjadi ahli Pokemon Api. "Hahaha! Kalian harus melihatnya juga kelak! Moltres adalah Pokemon yang sangat anggun!" koarnya.

Thursday, September 9, 2010

Bagian 13 - Menyeberang Laut

"Heeeii, akhirnya kau sampai juga!" Sunny berseru. Ya, malam itu aku baru saja sampai di Kota Vermilion. Dan aku baru saja sampai di Poke Center ketika Sunny tahu-tahu menubrukku. Aww.

"Heh, mana pacarmu itu?" tanyaku sok tidak peduli. "Berapa kali sih aku bilang, dia bukan pacarku!!!!" serunya memekakkan telinga. Aku hanya tertawa. "Ah, ngomong-ngomong, katamu kau melawan kakakmu? Menang nggak?" tanya Sunny.

Aku menggeleng. "Aku kalah... kurasa aku memang belum cukup kuat."

"Ah, tenang! Kau kan bisa mencoba lagi nanti," hibur Sunny. Ia mengajakku ke kamar yang sudah dipesankannya untukku di penginapan Poke Center. "Eh, kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi! Gary mana?"

"Dia pergi ke suatu tempat, ada urusan katanya," sahut Sunny. "Ke mana?" tanyaku penasaran. Tapi Sunny hanya mengangkat bahunya. Akhirnya, karena tidak ada yang bisa dilakukan, akhirnya kami memutuskan untuk tidur.

***

Wednesday, September 8, 2010

Bagian 12 - Pertarungan Antar Saudara

"Luna, sudah kuduga!" 

Kak Janine yang sedang memberi makan Spectra, Ariados miliknya di luar rumah, tertawa senang melihatku pulang. Aku hanya terkekeh. Ibu juga tahu-tahu sudah berada di luar. "Ah, kau datang juga! Masuklah, Ibu sedang menyiapkan makan malam." Maka aku pun berlari ke kamar dan meletakkan barang-barangku. Aku melihat sekelilingku, rasanya ada yang kurang. "Ayah mana?" tanyaku.

"Masa nggak tahu? Ayah sudah menerima ajakan untuk menjadi anggota Elite Four di Liga Johto," jelas kakakku. Oh waw! Hebat! Kok aku nggak diberi tahu sih? "Lalu siapa yang mengurus Gym?" tanyaku lagi. “Bicara apa kamu? Tentu saja aku dong!" sahut Kak Janine dengan nada angkuh, lalu ia tertawa sendiri lagi. "Hah? Kakak... seorang Ketua Gym? Yang benar?" balasku sangsi. "Kau ini! Begini-begini, aku ini pelatih Pokemon yang hebat, tahu!" omelnya. Ibu hanya terkekeh mendengar perdebatan kami. "Sudah sudah, ayo kita makan malam!" ajaknya.

Setelah makan malam, aku dan kakakku memutuskan untuk pergi ke Safari Zone. Aku juga membiarkan Haze, Basher dan Ness beristirahat di sana. Kelihatannya mereka cukup menyukai tempat itu. Terutama Haze, karena ia bisa bertemu lagi dengan kawanan Beedrill lainnya. "Malam ini biarkan mereka istirahat di sini saja," kata kakakku.

Monday, September 6, 2010

Bagian 11 - Jalur Sepeda


"Apa? Mau pergi memancing?!"

"I... iya, jadi..."

Aku memandang Sunny lagi. Barusan dia bilang mau pergi memancing dengan Gary, jadi mereka akan memutar jauh melewati Rute 12. Aku hanya menghela napas, dan melemparkan pandangan super-curiga pada Sunny. Kenapa dia tiba-tiba saja merubah rencananya dan malah pergi dengan Gary?!

"Eeeh... Jangan memandangku seperti itu!" ujarnya merengut. "Kami cuma sama-sama suka mancing, jadinya kali ini kami ingin pergi memancing sebentar..."

"Dan meninggalkanku sendiri?" sahutku pura-pura tak peduli. Bisa kulihat dengan jelas wajah Sunny yang serba salah. Aku jadi tertawa sendiri. "Ya sudahlah, pergi saja!"

"Nggak apa-apa?" tanyanya ragu-ragu. Aku mengangguk. "Iyaa, sudah sana pergi, tapi nanti mau kumpul di mana?"

"Kota Vermilion?" usul Sunny. "Oke, sip deh kalau gitu!"

Bagian 10 - Putri-Putri Pecinta Alam


Pagi yang cerah di Kota Celadon. Kota yang satu ini sedikit lebih kecil daripada Kota Saffron, tapi lebih ramai. Tentu saja karena di kota ini ada banyak tempat-tempat menarik seperti Mall Celadon dan pusat-pusat hiburan. Tapi berbeda dengan di sini, di sini suasananya tenang sekali.

Di mana ini? Ya, aku dan Sunny sedang berada di Gym Kota Celadon!

Gym itu sangat unik. Di dalamnya ada banyak sekali tanaman, karena Gym itu juga' merangkap sebagai rumah kaca untuk memelihara tanaman. Tidak ada siapa-siapa ketika kami masuk. "Permisi, ada orang di sini?" tanyaku dan Sunny berbarengan. Tidak ada jawaban.

"Uhm... haloo?? Ada orang di sini?" ulangku lagi, kali ini cukup keras. Masih tidak ada jawaban. Kami pun mencoba masuk lebih dalam. Di tengah-tengah ruangan, ada sebuah pohon yang cukup besar, dan di bawahnya aku melihat seorang gadis berambut pendek dan berkimono yang sedang tertidur.

"Uhm... permisi?" tanyaku lagi dengan suara agak keras. Gadis itu terbangun. "Oh, oh, maafkan aku... aku pasti tertidur tadi..." gumamnya sambil buru-buru bangun. "Aku Erika, selamat datang di Gym Kota Celadon! Ada yang bisa kubantu?" tanyanya sambil tersenyum.

Saturday, September 4, 2010

Bagian 9 - Pembalasan Dendam

Beberapa barang, terutama yang menempel di dinding, terjatuh. Aku dan Kak Janine saja sampai kehilangan keseimbangan. Namun Basher masih tegak berdiri, matanya dipenuhi kebencian. Mungkin aku bisa mengerti, karena ia sekarang sedang berhadapan dengan pembunuh ibunya. 

"Baiklah, ayo kita praktekkan hasil latihan kemarin. Basher, Ice Beam!" seruku. Basher membuka mulutnya dan membentuk semacam bola berwarna kebiruan, dan menembakkannya ke arah Rhydon. BUMM!!! Rhydon membeku!

"Tidak semudah itu, anak kecil!" geram Giovanni. Tiba-tiba saja, Rhydon mengguncangkan badannya keras sekali, sehingga membuat es yang memerangkapnya hancur. BRAKK!!! Rhydon menghentakkan kakinya, menciptakan guncangan lainnya dan membuat lantai retak!

"Gawat, bisa berbahaya," gumam Janine. "Luna, lakukan segala sesuatu untuk menghentikannya!"

Nggak usah dikasi tahu juga aku sudah tahu! batinku. "Basher, Ice beam sekali lagi!" perintahku. WHUUSHH... bola cahaya biru yang sangat dingin langsung membekukan Rhydon. "Sekali lagi!" seruku. Basher menembakkan Ice Beam-nya, menyebabkan lapisan es yang mengurung Rhydon bertambah tebal.

Bagian 8 - Versus Bos!

"Sabrina!" seru Kiyo. Aku dan Sunny menoleh. Rupanya itu memang Kak Sabrina dan Kak Janine! Mereka baru saja menumbangkan enam penjaga sekaligus!

"Kalian bertemu Kiyo-kun rupanya," ujar Sabrina padaku. Aku hanya terkekeh. "Sekarang, kita cari bos mereka! Lihat, kami sudah mendapatkan kunci lift-nya," kata Janine sambil menunjukkan sebuah kartu semacam kartu kredit. "Darimana kalian mendapatkannya?" tanya Sunny heran. "Semalam kami menyusup ke dalam persembunyian mereka di Kota Celadon," sahut Janine dan Sabrina berbarengan, lalu mereka tertawa berderai-derai. Huh, dasar partner in crime!

Akhirnya kami membentuk tiga kelompok--kelompok pertama Kiyo-san dan Kak Sabrina, sementara kelompok kedua adalah aku dan Sunny. Kak Janine yang gesit pergi sendiri untuk membukakan semua pintu di tempat ini.

"Hei! berhenti di sana!" hardik seseorang. Seorang anggota Tim Roket! Namun dengan sigap, tanpa perlu kusuruh, Haze menembakkan benang-benang halus dari mulutnya dan mengikat mereka. Kami terus berlari tanpa memedulikan sekitar.

"Berhenti! Mau ke mana kalian?!" seru seseorang. Uh-oh, itu adalah salah satu anggota Tim Roket yang sudah bersiaga dengan Crobat-nya. Aku hendak menyuruh Haze untuk menyerang, namun Sunny menahanku. "Kamu cepat cari bos mereka! Yang ini biar aku yang tangani," ujarnya dengan senyum penuh percaya diri. "Tolong ya, Sunny!" seruku sambil melambai dari kejauhan.