Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Saturday, June 18, 2011

Bagian 40 - Sosok Naga?

“Siapa itu yang bicara?!” hardikku. Aku melihat ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa kecuali aku, Chisa, dan Pokemon-Pokemon itu. Aku menelan ludah. Well, bukan sekali ini saja sih aku diajak bertelepati dengan Pokemon...

Chisa menatapku dengan wajah bingung. “Bicara apa? Tidak ada yang bicara,” ujarnya pelan. Hah? Yang benar? Batinku bingung. Jadi... mungkin itu memang benar telepati dari Pokemon-Pokemon aneh ini? Tapi, kenapa hanya aku yang mendengarnya? Kenapa hanya aku yang diajak bicara?

Itu karena... dia hanya memilihmu.

Suara itu lagi! “Kau dengar yang barusan? Barusan ada yang ngomong!” seruku pada Chisa. Tapi gadis itu menggeleng. “Tidak ada yang bicara selain kita, Luna...” sahutnya. “Kau... baik-baik saja, kan?”

“Uhh... nggak tahu, deh...” gumamku. Badai pasir sudah lebih reda dari sebelumnya. Tapi para Baltoy dan Claydol itu masih tetap berputar-putar dan memancarkan cahaya aneh dari mata mereka. Sekarang aku benar-benar ngeri.


Sunday, June 12, 2011

Bagian 39 - Hujan Pasir

Kesan pertama yang kudapat ketika berkenalan dengan Chisa adalah, dia adalah anak rumahan, hampir tidak pernah pergi terlalu jauh dari tempat tinggalnya, dan agak penurut, tapi...

...ternyata semuanya salah.

Dia tak ubahnya seperti Zigzagoon kecil yang hiperaktif dan selalu ingin tahu. Bayangkan, baru beberapa langkah meninggalkan Kota Mauville menuju gurun pasir di rute 111, dialah yang paling bersemangat. Sambil berlari-lari kecil, ia berjalan kian kemari; mengamati pohon Berry yang tumbuh liar di tepi jalan, berseru sambil menunjuk ke arah sekumpulan Marill yang sedang berenang di sebuah kolam, dan banyak lagi hal yang dia lakukan. Aku hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.

Akhirnya, setelah berjalan cukup lama (dan setelah berkali-kali aku harus memanggilnya agar berhenti berjalan ke sana ke mari), kami sampai juga di daerah gurun. Whuuuussshh... Anginnya bertiup sangat kencang, menerbangkan pasir-pasir hingga pandangan jadi sangat terhalang. Tapi sebagai seorang Ranger, pastinya aku sudah membekali diri dengan...

"Go-Goggles!" kataku dengan gaya gaje sambil mengacungkan sebuah goggles yang selama ini selalu menggantung di leherku dengan pola warna khas Ranger: kacanya berwarna gelap dan bingkainya yang terbuat dari plastik karet berwarna merah. "Kau juga sudah bawa kan, Chisa?"