Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Sunday, March 25, 2012

Bagian 51 - Salju di Hoenn

Chisa benar-benar bersemangat ketika aku memberitahukannya soal persetujuan Rei tadi. “Okeee!! Besok kita ketemu di perbatasan kota, yaaa!” serunya bersemangat ketika malam itu kami berbincang via PokeNav. Aku tertawa kecil mendengar antusiasmenya. “Ya... oh, ngomong-ngomong, tadi kamu ke mana saja, sih?”

“Umm... aku ketemu teman—yah, kamu bisa bilang begitu lahh... dan aku membantunya di stand Berry...” ujarnya. “Hmm? Teman?” tanyaku. “Aku tidak tahu kau punya kenalan di sini.”

“Uh, yah, kami baru kenalan beberapa waktu yang lalu, sih... dia membantuku ketika aku kembali ke Fallarbor,” terang Chisa. Aku manggut-manggut. “Hmm, kalau begitu, pastikan kamu sudah siap besok pagi, ya! Selamat malam!”
“Selamat malam, Luna!”

Monday, March 19, 2012

Bagian 50 - Kembang Api

Aaah... Enak sekali berbaring di atas ranjang yang empuk setelah pekerjaan berat hari ini. Sepertinya begitu juga yang dirasakan Pokemon-Pokemonku, karena mereka semua keluar dari Pokeballnya dan malah tidur di atas ranjangku. Kecuali Rift, dia tidur di atas karpet dekat ranjang. Aku tidak pernah mengizinkannya tidur di atas ranjangku, karena badannya begitu besar dan membuatku kehabisan tempat.

Sambil mengelus tangan kiriku yang diperban, aku merenungkan kembali apa saja yang terjadi hari ini. Nyaris saja gagal, begitu komentar Kak Spenser ketika aku melaporkan padanya. Yah, memang tidak salah sih... Kami benar-benar lengah sehingga membahayakan diri sendiri. Aku juga sedikit lega, karena luka di kaki Rei tidak begitu parah. Aku jadi curiga kenapa dia pakai acara pingsan segala...

Sunday, March 11, 2012

Bagian 49 - Amarah Rei

A... pa? Darah...?

Refleks, aku segera melakukan hal yang sama dilakukan Rei. Kuusapkan jariku pada kedua pipiku. Oh, ya ampun, benar! Darah yang sudah setengah mengering segera menghiasi jariku. Ini... apa gara-gara rasa sakit misterius tadi?

“Luna... kau baik-baik saja, kan?” tanya Rei dengan nada yang sedikit cemas. Aku tidak langsung menjawab. Kutekan-tekan sedikit mataku, dan aku tidak merasakan ada yang aneh atau sakit. Lalu... dari mana darah ini berasal?


“Uhh... mataku... tidak apa-apa,” kataku sambil mengeluarkan saputangan dan mulai mengelap wajahku. “Sudah hilang?”

Ekspresi Rei kembali mengeras. “Dasar bodoh! Matamu mengeluarkan darah sebanyak itu dan kamu bilang tidak apa-apa!?” bentaknya.

“Tapi memang tidak apa-apa, kok! Tidak ada yang sakit atau aneh-aneh!” ucapku membela diri.

Monday, March 5, 2012

Bagian 48 - Hadiah?

~Sudut Pandang Chisa~

Well, rasanya tidak tergambarkan deh, betapa senangnya aku ketika akhirnya bertemu Bagon idamanku—dan yang shiny! Ya ampun, aku pasti Trainer paling bahagia sedunia!

Maka sekarang, di sinilah aku—sedang mengejar-ngejar Bagon itu. Sudah beberapa menit ia berlari tanpa henti dan aku selalu setia mengejarnya dari belakang. Begitu juga dengan Idea, Mach, dan Blazzy. Mereka tampak tidak kalah bersemangat. Ketika Bagon itu mendaki tebing, kami ikut mendaki dengan susah payah. Ketika Bagon itu masuk ke gua-gua kecil, kami ikut merayap di belakangnya. Ketika si Bagon meloncat ke sungai, well... dia menyeberangi sungai dengan melompati bebatuan, sementara aku dan Pokemonku terpeleset dan jatuh ke sungai... lagi. Blazzy sampai pingsan, tapi aku hanya sempat menyemprotkan sebotol Revive padanya dan lanjut mengejar Bagon. Maaf Blazzy, tapi perburuan tidak boleh berhenti!

Sunday, February 26, 2012

Bagian 47 - Temuan Mengejutkan

Seluruh rangkaian kejadian mencengangkan itu membuatku terbengong-bengong. Apa yang salah, sih, dengan hari ini?
Namun suara erangan Rei membuatku kembali tersadar. Ya ampun, perban, perban! Panik karena tak menemukan perban, aku pun melepaskan long sleeve-ku yang sebelah kiri—sudah koyak gara-gara gigitan tadi—dan melilitkannya di kaki Rei. Kurang panjang, kucopot yang sebelah kanan dan kuikat kuat-kuat. Setelah aku cukup yakin, kutinggalkan Rei dalam pengawasan para Pokemon sementara aku menghampiri Pokemon-Pokemon Chisa.
Aku mencari-cari keberadaan Chisa di sekitar tempat ia dan Reef jatuh tadi. Ada beberapa gelembung air dan riak kecil di sungai, sebelum akhirnya sesosok kepala muncul.
“Chisa!” seruku kaget. Segera kuulurkan tanganku dan membantunya kembali naik ke permukaan. Gadis itu terengah-engah dan basah kuyup, begitu juga Idea, Skitty miliknya yang ikut tercebur.

Sunday, February 19, 2012

Bagian 46 - Bintang Jatuh

~Kembali ke sudut pandang Luna~

Pagi harinya...


Hoaaahmm. Duuh, masih ngantuuuk... tapi alarm dari PokeNav-ku berdering nyaring tanpa ampun, seolah mengingatkanku akan misi penting hari ini. Ya, hari ini aku dan Rei akan pergi ke gua Meteor Jatuh untuk mengambil serpihan meteor dan membawanya ke Mossdeep. Seharusnya sih ini bukan pekerjaan sulit, batinku. Tapi, omong-omong soal gua... memoriku berkelebat ke beberapa kejadian mengerikan yang kualami di gua. Spear milik teman seperjalananku dulu, Sunny, terluka di gua. Lalu ada ketika Mewtwo menghancurkan gua... dan Haze... Haze melindungiku, tapi dia malah...
“Aaargh!” teriakku kesal. Kok pagi-pagi tapi aku sudah kepikiran hal-hal seperti itu, sih? Serta-merta aku pun menyambar handuk di balik pintu dan beranjak ke kamar mandi.

Sunday, November 20, 2011

Bagian 45 - Mengendap-endap di Gua

~Masih Sudut Pandang Chisa...~

Pagi-pagi sekali aku bangun. Aku menggelar semua peralatan yang kubutuhkan di atas kasur. Sepuluh buah PokeBall, lima Super Potion, tiga Full Heal, dua Super Repel, dan beberapa Berry. Semuanya kutata rapi di dalam tas. Yosh! Aku sudah siap!

“Mau ke mana pagi-pagi begini?” tanya Drew begitu aku menginjak tangga. Aku terlonjak kaget. “Huh, bikin kaget... aku mau ke gua Meteor Jatuh,” jelasku.
Drew yang sedang mengelap piring menghentikan pekerjaannya. “Untuk apa ke sana?”
“Umm... mencari... yah, Pokemon yang kuincar sejak lama!” kataku.
“Pokemon incaran...?” Drew tampak berpikir. Tiba-tiba ia terlihat kaget. “Oh? Mungkinkah... kamu mencari Pokemon Legenda itu?”

Bagian 44 - Poffin dan PokeBlock

~Sudut pandang Chisa~

“Wow, terima kasih banyak, ya...” ucap si cowok sambil memanggul keranjangnya. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. “Uh, ya, sama-sama, dan maaf sudah menumpahkan keranjangmu,” balasku sambil membungkuk kecil. Tak kusangka, si cowok juga balas tersenyum. “Oh ya, aku Drew, aku tinggal di sekitar sini. Kamu siapa? Bukan orang sini, ya?” tanyanya. Huh? Agak kaget juga mendengar pertanyaannya. Aku pun menggeleng. “Umm... I-iya, begitulah... Aku Chisa,” ujarku balas memperkenalkan diri.

“Chisa. Hmm.” Ia bergumam , tak jelas apa maksudnya. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini, malam-malam begini?” tanyanya. “Tidak cari penginapan?”

Aku menggeleng pelan. Uangku tidak banyak, jadi aku hanya bisa menginap di Pokemon Center yang mengizinkan Trainer menginap secara gratis. Tapi, karena aku takut bertemu dengan Luna untuk saat ini, kurasa aku tidak bisa pergi ke sana. Ugh, mungkin terpaksa aku harus mencari penginapan berbayar malam ini. “Umm, kurasa, aku akan mulai mencari sekarang,” kataku.

Tuesday, November 1, 2011

Bagian 43 - Kembali

~Sudut Pandang Chisa~

“Haaahhh...”
Dengan lesu, aku berjalan mengikuti cowok-Ranger-pirang-entah-siapa yang katanya akan mengantarkan aku kembali ke Verdanturf. Uuhh! Padahal sudah jauh-jauh aku dan Luna ke sini, tapi aku sudah harus kembali secepat ini. Nggak adil!

Blazzy, Idea dan Mach, yang berjalan di depanku, juga tertunduk lesu. Aku tahu, mereka sudah lama menginginkan petualangan. Tampil di Kontes Pokemon di berbagai kota, bertarung dengan berbagai jenis Pokemon... Mereka sudah lama kulatih untuk itu. Tapi sayangnya... semua harus berakhir... dan bahkan, aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada Luna! Om-om pedofil itu malah membawanya pergi! Mendadak aku bergidik mengingat hal itu. Uh, aku harap Luna tidak diapa-apakan.

Saturday, September 3, 2011

Bagian 42 - Pedofil?

Jip kecil Rei melaju memasuki gerbang kota Fallarbor. Hal pertama yang kulihat adalah, orang-orang yang tampak sibuk memasang berbagai macam dekorasi di sudut-sudut kota. Berbagai macam lampion dan bendera-bendera kecil dari kertas minyak digantung. Kios-kios kecil didirikan dari tiang dan papan kayu. Suasananya riuh rendah.
Aku mencondongkan tubuhku ke depan. “Oi, Rei, ini ada sibuk-sibuk apa?” tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari sebuah lampion raksasa berbentuk Spinda yang didirikan di sisi jalan. “Oh, besok malam akan ada Festival Bulan,” sahut Rei singkat.
“Cantiiiik… Aku ingin ke festivaaal~” seru Chisa kagum. Ia tak berhenti tersenyum melihat berbagai macam dekorasi unik yang dipasang di sepanjang jalan yang kami lalui. Ketiga Pokemonnya; Blazzy si Torchic, Idea si Skitty, dan Mach si Aron, juga tak kalah. Mereka segera keluar dari Pokeball-nya dan ikut mengagumi persiapan festival itu.