Selamat Datang di blog ini!!
Ini adalah blog yang berisi fanfiction dan beberapa pengalamanku seputar dunia Pokemon.
Enjoy your stay, and don't forget to link back!!


Saturday, March 26, 2011

Bagian 32 - Pokemon Bersuara Keras

NGUUUUUUUUUUUNG...

Mendadak telingaku berdengung. Ah, ini adalah jurus Suara Gaduh milik para Whismur di sini! Saking kerasnya sampai membuat telingaku berdengung. Aargh! Mau berteriak juga tidak bisa, menyebalkan sekali!


Tak hanya itu, tiba-tiba dari balik bebatuan muncul kawanan Loudred dan Exploud, bentuk evolusi dari Whismur. Argh, apa lagi yang lebih buruk dari ini?! Rift, Moe maupun Sora tak bisa bertarung karena mereka juga merasa kesakitan mendengar suara-suara yang memekakkan ini!

Namun, tiba-tiba sekelebat bayangan lainnya melesat dan perlahan-lahan menjatuhkan semua Whismur, Loudred dan Exploud di sekitarku. Suara memekakkan itu akhirnya hilang bersamaan dengan tumbangnya para Pokemon liar. Sekarang kepalaku terasa pening, hingga aku jatuh terduduk.

“Hei! Kamu nggak apa-apa?” tanya sebuah suara. Aku menoleh. Seorang gadis berambut keriting panjang berdiri di belakangku, dengan Flaaffy di sampingnya. Hei... sepertinya aku mengenal anak ini!

“Yuta?!” seruku kaget. Yang dipanggil namanya hanya tertawa berderai. “Ternyata kamu masih ingat juga!” sahutnya. Yuta adalah teman sekelasku semenjak di Sekolah Trainer di Kanto. Hanya saja ia pindah ke Hoenn setelah lulus.

“Hahahah, kudengar kau sudah jadi Ranger? Masa kalah sama Whismur?” ejeknya. Aku hanya mencibir. “Kau lihat seorang pria dengan baju hitam-hitam di sekitar sini?”tanyaku. “Kurasa ia berlari ke dalam terowongan ini,” jawabnya sambil menunjuk ke bagian dalam terowongan. “Kau ada urusan apa dengannya?”

“Uuh... kurasa ia bukan orang baik-baik, tadi saja ia mencuri koper milik seseorang, lalu ada kakek-kakek yang mengatakan orang itu mengambil Pokemonnya!” sahutku gusar. Yuta melirik ke arah terowongan. “Apa mungkin dia yang menyebabkan para Whismur ini jadi marah, ya? Hmm hmm...” gumamnya sambil terlihat berpikir. “Baiklah! Ayo kita kejar!”

Tanpa dikomando, Yuta menyalakan senternya dan langsung berlari mendahuluiku. Uugh, dasar tukang buru-buru! “Ayo, Moe, Rift, Sora!” ajakku pada ketiga partner-ku.

Di ujung terowongan, aku dan Yuta melihat sesosok pria sedang berdiri di dekat sekumpulan Poochyena yang tampaknya sedang sibuk menggali. Aneh. “Hei, kau! Kembalikan koper dan Pokemon yang kau curi tadi!” seruku. Pria yang mengenakan baju Ranger hitam itu hanya tertawa. “Kukira siapa, ternyata anak kecil!” sahutnya dengan nada mengejek. Tiba-tiba seekor Wingull terbang ketakutan dari balik punggung pria itu dan menghampiriku. Sepertinya itu Wingull milik kakek-kakek tadi.

“Itu! Kukembalikan Pokemon bodohmu, dari tadi ia berisik terus, menganggu!” geram si pria. “Lalu kopernya?” tanyaku.

Pria misterius itu tertawa. “Jangan bodoh! Koper ini berisi barang yang kami perlukan untuk misi kami, mana mungkin kami serahkan!” ujarnya. “Mightyena, Crobat, serang!”

Mendadak sekumpulan Mightyena dan Crobat mengepungku dan Yuta. Argh, aku yakin semua ini hanya untuk memperlambat kami jadi ia bisa punya waktu untuk menggali lubang menuju seberang terowongan. Para Mightyena menggeram, sedangkan para Crobat mengepakkan sayapnya dengan keras, membuat suasana menjadi kacau. Moe—yang berubah menjadi Hitmonlee—serta Rift dan Sora menyerang Mightyena sementara Yuta membereskan Crobat. “Flaaffy, gelombang kejut!” perintah Yuta.



JLEGERRR!!! Sengatan listrik yang dilepaskan Flaaffy tak hanya menumbangkan Crobat tapi juga kawanan Mightyena. Si pria misterius yang melihat pasukannya dikalahkan jadi kelabakan. “Sial!” umpatnya sebelum melompat ke dalam lubang yang sedang digali para Poochyena. “Terlambat!” seruku. BUAKK!! Satu pukulan api maut dari Sora berhasil menumbangkan pria itu hingga pingsan. Hal itu membuat Poochyena miliknya lari tak tentu arah.

“Yeaah! Ini semua berkat bantuanmu!” ujarku pada Yuta. Ia hanya tertawa. “Kau juga semakin hebat rupanya!”

Aku mendekati pria yang pingsan itu perlahan. “Sekarang mau kita apakan orang ini?” Yuta bertanya. Aku diam berpikir sebentar. “Akan kuserahkan ke kantor Ranger Kota Rustboro,” ujarku.

***

“Terima kasih atas kerjasamanya!” ucap petugas di kantor Ranger Kota Rustboro setelah kami menyerahkan pria sangar itu untuk diperiksa. Aku dan Yuta kembali ke Pokemon Center di mana kami menitipkan Pokemon kami. Sebelumnya juga kami sudah mengembalikan koper dan si Wingull ke tangan pemiliknya masing-masing. Si pegawai yang kehilangan koper mengundangku ke tempat kerjanya di Perusahaan Devon, sementara si kakek—yang bilang namanya Tuan Briney—sangat berterima kasih karena aku sudah mengembalikan Peeko, Wingull-nya, dan menawarkanku pelayaran gratis ke Kota Dewford. Tapi, satu-satu dulu deh!

No comments:

Post a Comment